Jokowi Soal Bayi Gizi Buruk: Dulu Bisa Ratusan, Hanya Tertutup

Hari ke-135 Jokowi

Jokowi Soal Bayi Gizi Buruk: Dulu Bisa Ratusan, Hanya Tertutup

- detikNews
Rabu, 27 Feb 2013 13:15 WIB
Jakarta - Kasus bayi penderita gizi buruk di Jakarta bagaikan fenomena gunung es. Nasib bayi-bayi malang gizi buruk semakin mencuat ke publik setelah diterapkannya layanan Kartu Jakarta Sehat (KJS).

"Sekarang ini kita sudah menggratiskan bagi yang ekonomi tidak mampu lewat KJS. Tapi kasus seperti bayi Dera, Hikmah, bayangin itu sebelum ada KJS. Hanya yang dulu kita tidak pernah terbuka seperti ini. Dulunya bisa ratusan, hanya tertutup," kata Jokowi saat dimintai komentar soal bayi gizi buruk.

Hal ini disampaikan Jokowi usai rapat di ruangan Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di lantai II Gedung Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (27/2/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi meminta segenap pihak menghargai jasa-jasa para tim medis yang telah bekerja keras menangani pasien KJS.

"Cuma tolong hargai dokter dan RS yang juga kerja mati-matian. Yang tadinya sehari 100 pasien, sekarang bisa 700 pasien," ujar Jokowi.

Menurut dia, masyarakat juga terkadang terlambat membawa si sakit ke dokter.

"Sudah kritis baru bawa sehingga meninggal di RS atau ada yang sudah kronis parah baru bawa ke RS. Tapi juga ada ketidakcepatan dari RS. Jadi seimbang," kata Sarjana Kehutanan UGM ini.

Jokowi mengatakan kekurangan alat dan fasilitas di rumah sakit terus diperbaiki.

"Sudah kita kebut, termasuk kelas II jadi kelas III, bisa juga termasuk kelas I jadi kelas III nggak apa. Tapi kebutuhannya tidak sekecil itu. Lonjakannya besar sekali," kata dia.

Berati ini bentuk kesuksesan KJS? "Ya terserah msyarakat menilai. Tapi artinya KJS ini dimanfaatkan," jawab Jokowi.

Ia menambahkan mekanisme kontrol KJS akan diperbaiki. "Artinya kalau sakit panu tidak perlu rujukan ke RS. Sakit-sakit yang ringan-ringan itu ya jangan ke RS, menuh-menuhin RS saja. Puskesmas juga cukup. Ini artinya KJS memang sangat diperlukan oleh masyarakat tapi daya dukung, fasilitas memang belum memadai," papar Jokowi.



(aan/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads