Arafat Jaradat tewas pada Sabtu, 23 Februari lalu. Ayah dua anak itu ditangkap pekan lalu atas tuduhan melemparkan batu ke para pemukim Yahudi. Atas kematiannya, otoritas Israel menyatakan tak ada tanda Jaradat telah disiksa. Namun belum diketahui apa penyebab kematiannya.
Autopsi dilakukan Israel pada Minggu, 24 Februari dan diawasi oleh seorang dokter Palestina. Usai autopsi tersebut, Menteri Urusan Tahanan Palestina Issa Qaraqi mengatakan, banyak memar ditemukan di jasad Jaradat. Tampak bahwa warga Tepi Barat itu telah dipukuli di dada, lengan dan mulut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia sepertinya berada di tempat pembantaian. Israel tak bisa dibiarkan lolos dari hal ini," imbuhnya.
Pejabat Palestina itu menolak klaim awal Israel bahwa Jaradat mengalami serangan jantung. Para pejabat Palestina pun menyerukan adanya penyelidikan internasional atas kondisi di penjara-penjara Israel serta hal-hal seputar kematian Jaradat.
Namun pejabat-pejabat Israel menolak tudingan penganiayaan tersebut. Menurut mereka, penyebab pasti kematian baru akan diketahui setelah toksikologi dan tes-tes lainnya selesai dilakukan.
"Kami belum tahu apa yang terjadi," ujar seorang pejabat senior Israel. "Namun saya bisa katakan bahwa penyiksaan bertentangan dengan hukum di Israel," tegasnya.
Sebelumnya, pejabat-pejabat Israel mengatakan bahwa Jaradat mengeluh sakit pada Sabtu, 23 Februari waktu setempat. Dia pun mendapat pengobatan dari seorang dokter di selnya di penjara Megiddo.
(ita/nrl)