Berkali-kali Nazar menyerang Anas. Serangan itu kadang ditanggapi santai, tapi terakhir Anas mulai menanggapinya dengan serius misalnya terkait dengan mobil Harrier.
Lalu, serangan Nazar apa saja yang sempat terbalas oleh Anas?
1. Nazar Sebut Mobil Harrier untuk Anas Hadiah dari Adhi Karya
|
"Nanti saya akan buka semua, soal bagi-bagi uangnya. Soal mobil Harrier itu kan sudah jelas, atas nama Anas Urbaningrum uangnya dari Adhi Karya," kata Nazar saat akan diperiksa sebagai saksi dalam kasus Hambalang di Gedung KPK Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan 16 Oktober 2012 lalu.
Belakangan, kabar mengenai kepemilikan mobil Harrier ditanggapi serius oleh Anas. Diwakili oleh kuasa hukumnya, Anas menjelaskan bahwa mobil tersebut bukan pemberian secara gratis melainkan dibeli secara kredit kepada Nazar.
"Pembelian mobil Harrier itu perdata biasa, tidak ada hubungannya dengan gratifikasi," jelas Kuasa hukum Anas, Firman Wijaya dalam jumpa pers yang digelar di Warung Daun, Jl Raya Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (19/2) petang.
2. Nazar Berkicau Uang Rp 1,2 T Beredar di Kongres Demokrat
|
Kesaksian Nazar diamini juga oleh saksi Ferdian Rico Baskoro. Rico mengatakan ada 19 kardus berisi uang yang dibawa dengan tiga mobil menuju kongres yang berlokasi di Bandung itu.
Menanggapi hal itu, Anas Urbaningrum menyatakan kesaksian di sidang Nazaruddin itu sebagai kebohongan.
"Itu bukan hanya palsu. Palsu bin bohong bin palsu lagi," kata Anas di DPP Partai Demokrat, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, 29 Februari 2012.
Tak hanya itu, menurutnya pernyataan itu adalah kebohongan yang sudah disiapkan untuk menyerang dan menyudutkan dirinya.
"Itu kebohongan yang diorkestrasi. Saya tahu apa yang dinyatakan sudah disiapkan, jadi kebohongan yang sudah diorkestrasi untuk sengaja menyerang dan menyudutkan saya," katanya.
3. Sindir Anas, Nazaruddin Minta Jokowi Bersihkan Monas
|
"Sekarang suruh aja Pak Jokowi sekarang bersih-bersih Monas nanti mana tau ada orang yang digantung. Kan jadi Monasnya sudah bersih," ujar Nazaruddin sebelum masuk ke kantor KPK, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Pusat, Kamis (14/2/2013).
Saat ditanyai wartawan tentang sindiran itu, Anas memilih tak banyak bicara.
"Saya hanya ingin mengomentari hal-hal yang penting saja," kata Anas usai membuka Rapimda (Rapat Pimpinan Daerah) Partai Demokrat Sumatera Selatan di Asrama Haji, Jalan Soekarno-Hatta Palembang, Jumat (15/2).
"Jadi pertanyaan tadi saya jawab, no comment," imbuh mantan Ketum PB HMI ini.
Sindiran Nazaruddin ini terkait pernyataan Anas yang pernah mengatakan bahwa seandainya tebukti korupsi, maka dia siap digantung di Monas.
"Satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang, gantung Anas di Monas," jelas Anas di Kantor DPP PD di Jl Kramat Raya, Jakarta, pada 9 Maret 2012 lalu.
4. "Nyanyian" Nazar di Blackberry Messenger
|
"Januari 2010 itu ada pertemuan antara Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh, Mahyudin dan saya. Dalam pertemuan itu Andi mengajukan permohonan anggaran Rp 2,3 triliun untuk membantu anggaran sarana prasarana SEA Games dan percepatan fasilitas," kata Nazar memulai kisah.
"Membicarakan teknis soal proyek Hambalang Rp 1,2 triliun, proyek Rp 75 miliar alat bantu olahraga dan Rp 200 miliar pembangunan wisma atlet di Palembang dan Rp 180 miliar pembangunan sarana prasarana atlet di Jawa Barat," tutur Nazar.
Menanggapi 'nyanyian' tersebut, Anas menuding Nazaruddin disetir pihak lain. Tujuannya untuk menyudutkan dan merusak reputasi dirinya.
"Saya makin yakin dia digunakan pihak lain oleh kepentingan politik pihak lain untuk merusak nama saya," kata Anas di rumahnya yang beralamat di Jalan Teluk Semangka C4, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu 20 Juli 2011.
Anas meyakini, Nazaruddin diatur pihak tertentu untuk melakukan serangan politik.
"Saya meyakini itu sebagai serangan politik, yang dikatakan dia bukan fakta, tapi halusinasi. Cerita karangan fitnah yang tidak ada dasarnya," imbuhnya.
Halaman 2 dari 5