Dalam perkara Hambalang, KPK telah dua kali meminta keterangan Anas. Pemeriksaan pertama digelar pada 27 Juni 2012 lalu. Saat itu, dia dicecar soal pengurusan sertifikat Hambalang.
Pemeriksaan kedua dilakukan menjelang akhir tahun 2012. Anas dicecar mulai dari hubungannya dengan PT Adhi Karya hingga kepemilikan mobil Harrier.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu semuanya mobil baru dan sudah ada plat nomornya semua. Kalau Harrier diambil langsung oleh Yadi (supir Anas)," ujar Hidayat.
Anas kerap menggunakan angka 15 di pelat nomornya karena berkaitan dengan tanggal lahirnya, 15 Juli 1969. Disebut-sebut, mobil Harrier itu kini sudah berpindah tangan. Pelatnya pun sudah diganti.
Khusus untuk duit kongres, KPK pernah memeriksa mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Minahasa Tenggara, Diana Maringka. Dia mengaku ditanyai tim penyelidik seputar pembagian uang dalam Kongres Demokrat tahun 2010 yang memenangkan Anas Urbaningrum sebagai ketum. Diana menerima uang senilai US$7 ribu dan Rp 30 juta dari tim sukses Anas.
Hidayat sang supir juga pernah mengatakan, ada sekitar 19 kardus berisi uang yang dibawa dari Permai Grup ke Kongres Partai Demokrat di Bandung, Jawa Barat. Menurutnya, Permai Grup mengalirkan Rp 30 miliar dan US$5 juta untuk Kongres Partai Demokrat. Namun, masih ada sisa Rp 3,1 miliar yang dikembalikan ke Permai Group.
Benarkah semua kesaksian ini? Hanya KPK dan Anas Urbaningrum yang bisa menjawabnya.
(mad/gah)