4 Kisah Jokowi Sang Mediator Ulung

4 Kisah Jokowi Sang Mediator Ulung

- detikNews
Jumat, 22 Feb 2013 11:00 WIB
4 Kisah Jokowi Sang Mediator Ulung
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) membuka diri untuk menjadi penengah konflik panas yang dialami warga Ibukota. Ia ingin segala permasalahan diselesaikan dengan kepala dingin, tanpa kekerasan.

Pria kelahiran Solo 21 Juni 1961 ini giat memediasi pihak-pihak yang bertikai dengan segudang permasalahan pelik melalui pendekatan dialog. Ia berupaya keras mencari solusi yang menguntungkan kedua pihak.

Berikut 4 kisah Jokowi sebagai mediator ulung:

1. Warga Pondok Labu Vs Marinir

Jokowi siap menjadi penengah menyelesaikan konflik panas warga Pondok Labu dengan Korps Marinir.

Warga di Kali Krukut awalnya curhat kepada Jokowi seputar aksi pihak Marinir yang melakukan pelebaran lapangan tembak dan mengakibatkan rumah mereka terendam banjir karena penyempitan kali.

"Supaya tidak terjadi gesekan antara Korps Marinir dengan warga, saya hanya ingin menengahi dan membenarkan. Kira-kira sungai seharusnya seperti apa. Dari sisi Marinir mungkin keamanan, pasti ada alasan. Tapi dari sisi warga juga jangan sampai merasa dirugikan," ujar Jokowi di Kali Krukut, Jl Tri Dharma Raya, RW 3, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (21/2/213).

Jokowi meminta Camat Pondok Labu segera menindaklanjuti
masalah penyempitan kali. "Oh iya ya. Nanti dikomunikasikan dengan Marinir. Pak Camat nanti komunikasikan dengan Marinir ini biar jelas seperti apa," kata Jokowi yang mengenakan kemeja putih ini.

Menurut dia, setelah APBD DKI 2013 cair, pelebaran dan perbaikan waduk langsung akan dimulai. Apalagi lahan untuk pelebaran telah selesai dibebaskan pada tahun lalu. Rencana pelebaran yang akan dikerjakan dari luas 9.000 meter persegi menjadi 20 ribu meter persegi.

2. Warga Tanah Merah Vs Pertamina

Jokowi mencoba menjembatani persoalan warga Tanah Merah, Plumpang, Jakut dan Pertamina yang masih belum selesai.

"Pertamina masih jalan terus. Saya mengatakan belum lampu teranglah," kata Jokowi di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (14/11/2012).

Warga Tanah Merah selama ini kesulitan memiliki KTP. Salah satu hambatannya karena selain domisili di tanah Pertamina, di daerah itu pun belum ada RT/RW. Jokowi pun siap memberikan KTP asalkan ada pengurus RT dan RW.

"Proses, itu perlu membentuk RT dulu, dalam membentuk RT pun ada aturannya sendiri. Jadi perlu proses. Caranya seperti ini, jumlah warga segini dan tidak meloncat-loncat. Kan selama ini banyak yang loncat-loncat," jelasnya.

Ia mengatakan pemberian KTP ini akan diseleksi. "Ya nanti dilihat, disaring, diseleksi. Koreksi-koreksi pasti ada, ada yang masih senang KTP masih ada kecintaan dengan Jakarta," kata Jokowi usai menghadiri silaturahmi ketua RT, RW, lurah, camat di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (2/12/2012).

3. Warga Cilincing Vs Penggusuran

Kehadiran Jokowi bagai air yang menyejukkan demo warga Cilincing yang memblokir jalan dengan membakar ban bekas memprotes rencana penggusuran pemukiman mereka yang akan diganti dengan rusun.

"Ini biar Bapak-bapak sama Ibu-ibu nggak usah 'panas'. Dikit-dikit 'panas'. Nanti jalan keluar akan saya jalankan dengan Pak Wali Kota. Soalnya banyak, seperti (warga) Tanah Merah, minta KTP. Sekarang tambah lagi di sini," ujar Jokowi di dekat masjid Nurul Hidayah, Kampung Sawah, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (28/11/2012).

Jokowi tiba di lokasi sekitar pukul 18.15 WIB. Begitu tiba, ratusan warga Kampung Sawah langsung mengerubungi mantan Wali Kota Solo tersebut.

Ayah 3 anak ini akan membentuk RT dan RW di lokasi yang disengketakan di Kampung Sawah tersebut serta menjanjikan pemberian KTP dan Kartu Jakarta Sehat kepada warga Kampung Sawah. Namun demikian, Jokowi mengingatkan jika masalah warga di Kampung Sawah adalah masalah hukum.

"Yang mau saya sampaikan kepada masyarakat, semuanya yang di sini nanti akan dibentuk RT dan RW. Bapak ibu akan diberi KTP, juga Kartu Jakarta Sehat. Tapi sekali lagi, masalahnya itu banyak sekali. Kedua masalah sengketa. Ini masalah hukum. Kalau nanti yang memutuskan tidak sama, bukan cuma Bapak-bapak Ibu-ibu yang teriak, saya juga teriak," tuturnya.

Mendengar penjelasan dari orang nomor satu di DKI Jakarta tersebut, warga lalu bersorak 'horeee!'.

Jokowi terus maraton menyelesaikan masalah pelik itu. "Pagi ini saya panggil lagi maraton, biar cepat selesai," kata Jokowi usai upacara Hari Korpri di Lapangan Monas, Jakarta, Kamis (29/11/2012).

4. Warga Hang Jebat Vs Kemenkes

Jokowi memediasikan warga Hang Jebat yang bersengketa lahan dengan Kemenkes.

"Iyalah, tugas saya. Tugas Pak Walikota nanti memediator. Supaya sambung saja. Nanti kalau sudah sambung kan kelihatan," ujar Jokowi usai mendatangi warga Hang Jebat di lahan sengketa Jl Hang Jebat RT 5/8 Kelurahan Gunung, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (29/12/2012).

Menurut Jokowi, pihaknya juga akan mencari tahu lahan tersebut dari pihak Kemenkes. Hari ini, pihaknya sudah mengerti lahan sengketa dari pihak warga.

"Ya sekarang sudah mengerti kondisi lapangannya. Saya tinggal nunggu dulu berkasnya. Dari warga sejarahnya seperti apa. Mungkin ada giriknya, PBB-nya, kemudian di Kemenkes juga mestinya ada pegangan. Setelah itu baru kita selesaikan. Kalau belum ngerti masak disuruh langsung menyelesaikan," tuturnya.

Jokowi akan segera bertemu dengan pihak Kemenkes. Namun sebelumnya Jokowi akan melihat terlebih dulu data-data lahan sengketa dari pihak Kemenkes. Mantan Walikota Solo ini mengakui jika kasus sengketa lahan banyak terjadi di Jakarta.
Halaman 2 dari 5
(aan/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads