"Kami menampung sampah non-organik untuk dibuat berbagai pernak-pernik dan aksesoris," ujar Ketua Umum Indonesia Solid Waste Association (InSWA), Sri Bebassari saat ditemui di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Rawasari, Jakarta Pusat, Kamis (21/2/2013).
Sri mengatakan, sampah non-organik yang bisa diolah seperti bungkus permen, bungkus makanan, bungkus detergen dan semacamnya. Bungkus sisa makanan yang semula tak bernilai tersebut mereka sulap menjadi tas, dompet, pin, dan aksesoris lucu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengungkapkan, InSWA juga memberikan pelatihan kepada masyarakat yang juga ingin berlatih. Hal ini masih dalam rangka memperingati hari peduli sampah pada 21 Februari.
"Saat ini kami sedang memberikan pelatihan kepada pelajar SMK 71 Jakarta Pusat dan MAN 3 Rawasari," ungkapnya.
Pelatihan tersebut juga termasuk dalam kurikulum pelajar sekolah menengah. Terutama mata pelajaran muatan lokal.
"Mereka mudah mengikuti pola ajaran yang kami tawarkan," ucap Sri sambil berkeliling melihat hasil kreasi murid-murid tersebut.
Para pelajar yang terdiri dari belasan remaja perempuan itu tampak antusias mengikuti pelatihan ini. Mereka pun dapat berkreasi sesuai ide mereka masing-masing.
(nvc/nvc)