Ia mempertanyakan sikap Panwaslu Jabar yang menyebutnya sebagai salah
satu dari beberapa menteri dan kepala daerah yang diduga tidak punya
izin saat menghadiri kampanye cagub-cawagub.
"Saya hadir hanya sebagai penonton. Saya tidak orasi, tidak kampanye
atau jadi jurkam," kata Tifatul kepada detikcom, Kamis (21/2/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
menyapa Aher-Demiz. Ia kebetulan melintas ke lokasi setelah selesai
menghadiri acara di salah satu pesantren di Banjar.
Di lokasi, ia sempat menyapa Aher-Demiz dan beberapa orang lainnya.
"Setelah itu saya pulang," ucap Tifatul.
Ia menyebut dalam kampanye ada tiga unsur, yaitu membawa atribut
kampanye, berorasi mengajak orang memilih kandidat, serta menjelaskan
visi-misi. Ketiga hal itu tidak dilakukannya saat hadir di sana.
"Di mana saya orasi, kampanye, atau jelaskan visi-misi. Saya baju Aher
saja tidak punya," tanya Tifatul.
Ia sendiri mengaku tidak diklarifikasi soal kehadirannya di
Tasikmalaya, baik oleh Panwaslu Jabar atau Panwaslu Tasikmalaya.
"Tidak ada klarifikasi, tiba-tiba nama saya muncul di media,"
sesalnya.
(ors/mad)