"Mereka kekurangan gizi dan kelainan, seperti radang paru-paru dan gangguan pencernaan," kata Kepala Pelayanan RSUD Cengkareng, Budiman kepada wartawan di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (21/2/2013).
Budiman mengatakan, keempat balita yang menderita gizi buruk dan dirawat di RSUD Cengkareng yakni, Fathur Rahman (1), Alysha Noer Shafa (4 bulan), Dony Priyanto (8 bulan), dan Yoga Saputra (7 bulan).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budiman mengatakan selama ini jika ada balita atau anak yang mengalami kurang gizi, Puskesmas maupun Posyandu bisa memberikan pelayanan pengobatan. "Bagi bayi yang bobot tubuhnya turun dan mengalami komplikasi penyakit lain, harus mendapatkan penanganan khusus dari RSUD," ujarnya.
Menurutnya, gizi buruk pada bayi terjadi dikarenakan pemberian asupan makanan gizi yang cukup, karena faktor ekonomi. Seperti salah satu bayi hanya diberikan susu yang energi kalorinya tidak sesuai.
"Dan gangguan pada anak itu sendiri, seperti menderita radang paru-paru sehingga tidak bisa mengasup makanan yang cukup. Dalam waktu yang cukup lama akibatnya tidak seimbang antara berat badan dengan usia. Di antaranya minus 4 dari standar deviasi," jelasnya.
Budiman menambahkan, nanti jika para balita tersebut sudah membaik dan berat badan keempat balita tersebut sudah kembali ke berat normal, mereka bisa dipulangkan.
"Bayi akan dipulangkan jika cakupan gizinya berangsur normal, penyakit perawatannya sembuh, makannya normal, yang penting kegawatdaruratannya ditangani, ketika makannya sudah normal dan lancar, berat badannya otomatis bertambah," tutur dia.
Namun para orang tua masih harus terus memeriksakan balitanya setelah pulang dari rumah sakit. Agar kondisi balita tetap normal dan tidak kembali ke penyakit sebelumnya.
"Nantinya petugas Puskesmas yang akan jemput bola ke rumah pasien," tandas Budiman.
(nwk/nrl)