"Saya yakin kita tidak akan pernah menemukan data terpercaya tentang kuantitas kejadian inses. Ini adalah kejahatan dalam area yang sangat privat. Anak berada dalam kekuasaan ortu sehingga kecil kemungkinan berteriak," ujar psikolog forensik Reza Indragiri Amriel ketika berbincang dengan detikcom, Kamis (21/2/2013).
Tambahan pula, bahwa anak dikenakan sederet aturan untuk menjaga nama baik keluarga dan seterusnya. Akibatnya, anak atau korban akan memilih diam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apakah ayah pelaku pemerkosaan inses sakit secara psikis atau hanya tidak bisa menahan nafsunya?
"Saya enggan menggunakan berbagai julukan atau diagnosis psikologis terhadap individu yang melakukan kejahatan. Pemberian diagnosis justru membuka peluang dilakukannya malingering (berpura-pura sakit untuk menghindari tanggung jawab, red), sehingga pelaku akhirnya tak bisa diperkarakan atau hukumnya tidak bisa dimaksimalkan," jawab dia.
Reza tetap yakin bahwa ayah pelaku pemerkosaan inses adalah sehat. "Saya tetap berasumsi bahwa pelaku apalagi dalam kasus inses adalah manusia sehat dengan rasionalitas yang normal," tuturnya.
(nwk/lh)