"Soal gaji, ini pers ada di belakang. Tolong dengarkan baik-baik jawaban saya, karena saya pernah dihajar, statemen saya dipotong, dilepas dari konteksnya, digoreng ke sana kemari, akhirnya saya hanya katakan, Ya Allah," kata Presiden SBY.
Hal itu disampaikan SBY dalam acara Rakernas Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di Hotel Grand Sahid, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (20/2/2013).
"Saya menyampaikan statemen seperti itu, tapi banyak yang kreatif, akhirnya dipelintir ke sana kemari, digoreng. Oleh karena itu saksinya banyak ini, kalau nanti ada TV, radio, media cetak yang ungkapkan lain seolah-oleh Presiden mengeluh karena gaji, Saudara saksinya," jelas SBY di depan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampaikan ke seluruh jajaran TNI/Polri, ini tahun ke-6 atau ke-7 gaji Presiden belum naik," ujar SBY dalam pidato pada Rapim TNI dan Polri di Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (21/1/2011).
Ucapan SBY ini spontan saja membuat prajurit TNI dan Polri yang hadir tertawa. SBY menuturkan, kesejahteraan prajurit TNI dan anggota Polri yang diberikan pemerintah bukan retorika dan janji-janji kosong. Tiap tahun, kedua lembaga itu diperhatikan pemerintah dengan menaikkan gaji.
"Soal kesejahteraan prajurit dan anggota Polri, ini bukan retorika dan janji-janji kosong, bukan kebohongan. Tiap tahun kita naikkan gaji dan lain-lain. Remunerasi sudah diberikan untuk meningkatkan kerja dan prestasi," imbuh SBY.
SBY memilih memperhatikan nasib prajurit TNI dan anggota Polri daripada dirinya sendiri. SBY bahkan sudah berniat akan hal itu.
"Betul, tapi memang saya niati. Saya ingin semua sudah mendapatkan kenaikan yang layak, tepat, dan adil. Tolong laksanakan implementasikan secara tepat dan adil," kata SBY.
(nwk/nrl)