Seperti dikutip dari majalah detik, Rabu (20/2/2013), semasa SMA hingga kuliah di Fakultas Hukum UNS sosok Dipta tak populer. Teman-temannya baru ngeh setelah Dipta menyabet gelar Putri Solo 2008.
Panitia Penyelenggara PPS, Febri Dipokusumo, menyatakan Dipta merupakan sosok yang pas sebagai Putri Solo. Ia cantik dan pintar serta luwes. "Saat pemilihan, dia aktif, cantik, penampilan bagus, dia pintar, klasifikasinya bagus, kemampuan merespons hal baru baik, luwes, gambaran untuk Putri Solo pas," tutur Febri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, ternyata dua bulan kemudian, Dipta mundur dari Putri Solo. Oktober 2008, dengan alasan mengikuti ayahnya yang bekerja dan tinggal di Yaman, Dipta mengundurkan diri. Lewat kerabatnya, Dipta mengembalikan selempang Putri Solo I 2008 berikut mahkota juara. Sejak itu komunikasi dengan Disbudpar Kota Surakarta praktis terputus.
Juga dengan teman-teman Dipta di Paguyuban Putra Putri Solo. "Kita kecewa dan cukup bingung untuk menjelaskan ke masyarakat. Masyarakat mulai mengenal dia. Tapi ya sudah akhirnya kita ikhlas," ujar Febri.
Kini Dipta ikut diperiksa karena kasus suaminya. Dipta masih berstatus saksi. Sayangnya, saat ditanya wartawan meminta konfirmasi, Dipta tak pernah merespons.
Irjen Djoko yang dikonfirmasi usai diperiksa KPK pun enggan berkomentar. "Silakan tanya penyidik," elak Djoko.
(ndr/nrl)