"Saya pernah bicara dengan Pak SBY, saya bilang waktu itu, langit memang masih biru tapi padi sudah mulai menguning dan kita akan panen pada 2014. Saat itu Pak SBY ikut tertawa mendengarnya," kata Ical saat memberikan keynote speaker di 'Seri Diskusi Partai Golkar Visi 2045: Negara Kesejahteraan' di gedung terapung Perpustakaan UI, Depok, Rabu (20/2/2013).
Masalah internal di Partai Golkar diibaratkan Ical seperti layaknya angin yang semakin kencang meniup pohon yang tinggi. Dia meminta kader Golkar konsisten memperjuangkan amanat rakyat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ical mengajak semua pihak tak terlibat ribut politik praktis. Dia juga menentang berbagai gerakan yang ingin menumbangkan kepemimpinan nasional di tengah jalan.
"Kita mengharapkan pergantian kepemimpinan nasional 5 tahun sekali sesuai dengan jadwal," lanjut Ical.
Membentuk negara kesejahteraan, menurut Ical, bukan soal membagi kue kekuasaan. Namun bagaimana memeratakan pembangunan ke pelosok Nusantara.
"Kita kehilangan roh dan prinsip utama pembangunan. Sekarang pembangunan nasional seolah tanggung jawab pemerintah dan dunia bisnis saja. Rakyat hanya sebagai penonton jauh dari subjek dan pelaku pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan manusia," pungkasnya.
(van/nrl)