Survei LSI: Publik Khawatir Kinerja SBY Terganggu Misi Penyelamatan PD

Survei LSI: Publik Khawatir Kinerja SBY Terganggu Misi Penyelamatan PD

- detikNews
Minggu, 17 Feb 2013 14:31 WIB
Jakarta - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku ketua majelis tinggi Demokrat (PD) 'mengambil alih' kepemimpinan partainya dari tangan Anas Urbaningrum. Tindakan tersebut membuat publik khawatir SBY tidak akan fokus di pemerintahan.

Hasil ini didasarkan pada survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada tanggal 11-14 Februari 2013. Survei ini menggunakan 1.200 responden dari 33 provinsi di Indonesia dengan margin eror 2,9 persen.

"Sebanyak 68,42 persen publik merasa khawatir dengan komitmen presiden dalam menjalankan tugas di sisa masa pemerintahannya," ujar peneliti LSI, Hanggoro Doso Pamungkas, di kantornya, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (17/2/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam survei tersebut, hanya 24,29 persen publik yang merasa yakin SBY tetap fokus menjalankan tugasnya sebagai presiden. Sisanya sebanyak 7,29 persen memilih untuk tidak menjawab.

"Bukan karena penurunan elektabilitas PD, tapi ketika SBY turun tangan dalam mengambil fungsi tugas Anas. Ini yang meresahkan," terangnya.

Meski pihak istana membantah hal tersebut. Namun publik masih menyimpan keraguan pada kinerja SBY.

"Mayoritas publik percaya bahwa pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat oleh SBY akan mempengaruhi kinerja SBY selaku presiden," terang Hanggoro.

"Kekhawatiran ini tentu beralasan. SBY diwajibkan mengurusi pemerintah dan di satu sisi mengurusi kerja PD dan ini dibaca publik," imbuh Hanggoro.

Sementara itu, pihak Istana jauh hari telah menyatakan bahwa SBY akan tetap memprioritaskan tugasnya sebagai pemimpin bangsa Indonesia.

"Tugas sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan akan tetap prioritas, dan tidak terganggu apa yang terjadi di PD," tegas jubir Kepresidenan Julian Aldrin Pasha pada 10 Februari 2013.

Dia balik mempertanyakan tugas kenegaraan apakah yang dinilai telah diabaikan oleh Presiden SBY belakangan ini. Bila memang ada, perlu ditelusuri siapakah jajaran pemerintah yang berwajib untuk mengelolanya.

Penyelenggara negara di masing-masing tingkatannya memiliki tugas dan tanggung jawab serta pimpinannya. Mulai kelurahan, kecamatan, desa, kabupaten, provinsi, termasuk para politisi anggota lembaga legislatif.

"Segala tugas, kewenangan dan tanggung jawab masing-masing pun telah jelas. Bila semua harus ditangani langsung Presiden, itu sistem politik tidak bekerja," papar Julian.
(fiq/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads