Para pembelot tersebut menggunakan balon-balon berisi gas untuk menerbangkan selebaran-selebaran beserta uang kertas US$ 1 di kota perbatasan Imjingak.
Balon-balon tersebut seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (16/2/2013), ditulisi kata-kata seperti "Hentikan aksi provokatif dengan uji nuklir dan rudal", "Warga Korut bangkit" dan "Dinasti Kim akan segera tumbang".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para aktivis anti-Pyongyang sebelumnya menghentikan sementara penyebaran selebaran propaganda tersebut hingga setelah pemilihan presiden Korsel pada Desember lalu. Hal itu terkait seruan pemerintah Korsel untuk menghentikan aktivitas tersebut karena dikhawatirkan akan memprovokasi Pyongyang.
Sebabnya, pemerintah Korut pernah mengancam akan melakukan "serangan militer tanpa ampun" sebagai respons atas selebaran-selebaran antirezim Korut tersebut. Belum ada tanggapan Korut atas aksi terbaru penyebaran selebaran anti-Pyongyang ini.
Namun yang jelas, aksi ini dilakukan di tengah memanasnya situasi menyusul uji coba nuklir yang dilakukan Korut pada Selasa, 12 Februari lalu. Uji coba tersebut menuai kecaman komunitas internasional.
Namun Pyongyang tak mengiraukan kecaman tersebut. Menurut Pyongyang, uji coba nulir tersebut sebagai pembalasan atas sanksi-sanksi PBB yang diterapkan menyusul peluncuran roket jarak jauh Korut pada Desember 2012 lalu.
(ita/ita)