"Pertarungan di PD sekarang kuncinya di DPD dan DPC. Kita akan lihat nanti di rapimnas besok," ujar pengamat politik Hanta Yudha dalam diskusi Sindo Radio bertema "Tsunami Demokrat" di Warung Daun kafe, Cikini, Jakarta, Sabtu (16/2/2013).
Menurut Hanta, pilihan yang ada dalam rapimnas nanti adalah jika keputusan Majelis Tinggi ingin diperkuat, maka harus mampu mempengaruhi DPD dan DPC. Misalnya dengan pernyataan di atas kertas dengan materai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau menolak, langkah penyelamatan menjadi inkonstitusional. Tapi jika menerima, menjadi ekstra konsttusional," tuturnya.
Hanta juga mengatakan adanya faksi-faksi dalam partai politik, seperti yang terjadi di Partai Demokrat saat ini merupakan pencerdasan politik publik. Kontruksi kekuasaan di PD memang berbeda. Misalnya jika di Gerindra, Prabowo powerfull. Saat Golkar di masa Soeharto juga demikian.
"Tapi di PD, SBY tidak powerfull. Ada dua posisi, Ketua Wanbin dan Ketum. Ketua Wanbin dipilih oleh musyawarah majelis. Ketum oleh kongres, SBY ex officio di Majelis Tinggi. Ketum juga ex officio waka Majelis Tinggi," tuturnya.
(rmd/ndr)