"Kami berkesimpulan bahwa perubahan kurikulum 2013 dipastikan akan gagal karena secara substansi guru tidak akan mampu menjalankan kurikulum baru ini," ujar peneliti Indonesian Corruption Watch (ICW) Siti Juliantari dalam jumpa pers di sekretariat ICW, Jalan Kalibata Timur 4D, Kalibata, Jakarta, Jumat (15/2/2013).
ICW tergabung dengan sejumlah elemen dalam Koalisi Tolak Perubahan Kurikulum 2013. Dalam jumpa pers itu hadir juga Bambang Wisudo dari Sekolah Tanpa Batas, Jumono (Persatuan Orangtua Murid), pengamat pendidikan Jeirry Sumampow, Romo Benny, dan Lody Paat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyiapan gurunya di bulan Maret 2013 dan sudah akan dilaksanakan di bulan Juli 2013. Bagaimana bisa guru-guru ini melakukan dengan baik dalam waktu persiapan yang sangat singkat," tutur Siti.
Pengamat pendidikan Romo Benny Susetyo menambahkan jika memang ada penggabungan antar pelajaran, apakah guru bahasa akan siap dalam peleburan mata pelajaran. Menurutnya hal itu tidak realistis.
Peleburan mata pelajaran sebagaimana dalam kurikulum 2013, menurut Benny, justru akan membuat guru tidak siap yang akhirnya membuat siswa menjadi tidak mengerti pelajaran yang didapatnya.
"Apakah ada jaminan guru-guru mampu melakukan tugasnya hanya dengan training 52 jam atau 3 hari. Saya kira sulit menjamin hal itu bisa tercapai. Karena dengan sistem seperti ini, yang menjadi sasaran adalah pola pendidikan yang harus dimulai dari awal oleh para guru," cetusnya.
Sebelumnya, Mendikbud M Nuh mengatakan kurikulum 2013 telah diterima kalangan pendidikan, khususnya para tenaga pendidik.
"Selama sosialisasi di berbagai daerah, semua tepuk tangan. Very welcome," ujar Nuh dalam kunjungannya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu (10/2/2013) lalu.
(rmd/nrl)