Di Tangan Jokowi-Ahok 5 Kesemrawutan Ini Bakal Disulap

Di Tangan Jokowi-Ahok 5 Kesemrawutan Ini Bakal Disulap

- detikNews
Kamis, 14 Feb 2013 11:19 WIB
 Di Tangan Jokowi-Ahok 5 Kesemrawutan Ini Bakal Disulap
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)-Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menginginkan Jakarta yang tertata rapi. Keinginan ini sesuai dengan harapan warga Jakarta agar ada pembenahan kesemrawutan di semua lini.

Berikut 5 kesemrawutan yang akan diubah Jokowi-Ahok seperti dirangkum detikcom, Kamis (14/2/2013).

Tak Ada Lagi Izin Billboard

Papan reklame menjamur di hampir semua lini Jakarta. Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memutuskan izin billboard tidak diperpanjang lagi.

"Kita intinya, semua reklame, billboard itu kita mau larang. Kita mau stop, tidak ada izin baru. Kalau sudah sampai, sudah putus. Kalau mau iklan beneran pasang di bus," kata Ahok.

Ahok mengatakan itu usai menghadiri rapat pimpinan bersama jajaran PD Pasar Jaya di Gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2013).

Ahok menegaskan, tidak ada izin baru untuk iklan outdoor yang bakal dikeluarkan kelak. "Billboard yang sudah ada tidak ada perpanjangan lagi," ujar suami Veronika Tan ini.

Ahok akan menggantinya dengan a light-emitting diode (LED) gratis. Iklan yang diputar di LED dipatok tarif per detik, lebih murah dibandingkan iklan di televisi.

Parkir Naik

ahok.org
Jokowi bertekad mengikis keruwetan akibat macet di Jakarta karena banyaknya kendaraan pribadi salah satunya dengan menaikkan tarif parkir tinggi. Jokowi juga beralasan, kenaikan parkir untuk penambahan fasilitas asuransi kehilangan.

"(Kalau ada yang hilang) ditanggung. Ada asuransinya," ujar Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (11/2/2013).

Kenaikan parkir dimulai pada 1 Februari 2013 menjadi Rp 4.000 per jam. Kebijakan ini berdasarkan peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 120 Tahun 2012.

Meski begitu, Jokowi mengaku masih ingin mempelajari kebijakan itu lebih lanjut. Dia ingin tahu apakah kenaikan parkir berdampak positif atau negatif pada pengendara mobil.

PKL Ditata

Di tangan Jokowi-Ahok, kesemrawutan PKL di area Museum Fatahillah akan hilang. Tidak ada lagi terpal, gerobak dan aliran listrik yang menjuntai tidak teratur yang digunakan pedagang.

"Ini nanti kalau kita tata, semua resmi, izin resmi, listrik semua resmi. Nggak kacau balau kayak gini. Orang bisa kesetrum, mati kalau misalnya menginjak kabel-kabel yang berantakan itu," ujar Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (1/2/2013).

Ahok juga memastikan tidak akan ada pungli untuk PKL. "Semua bayar resmi, langsung autodebit ke Bank DKI," kata Ahok.

Bahkan, berdagang di area Museum Fatahillah dapat dilakukan turun temurun.

"Nanti ya Pak, sistem dagang di sini bisa diturunin ke anaknya. Selama anak Bapak mau nerusin melanjutkan usaha itu bisa. Nanti dibuatin kartu, dan ada fotonya. Jadi orang lain nggak bisa ganti-ganti," papar Ahok.

PNS DKI

Jumlah PNS DKI terlalu banyak. Tata kelola PNS juga dinilai Jokowi salah. Salah satu contohnya yakni penyebaran guru. Menurut Jokowi Lebih banyak guru bahasa daripada guru matematika.

Ahok juga menilai kelebihan birokrat karena ada masalah dalam proses seleksi. Dia pun akan melakukan perbaikan.

"Penerimaan CPNS tahun depan. Kita akan gunakan sistem tes yang hasilnya langsung bisa lihat di layar. Jadi tidak ada lagi tunggu dikoreksi dari universitas apa, mungkin tahun depan DKI akan melakukan itu," kata Ahok.

Ahok juga mempelopori PNS agar tidak menjadi pegawai tenggo, begitu waktu pulang β€˜teng’ langsung β€˜go’ pada pukul 17.00 WIB.

Bagi PNS yang gagap teknologi (gaptek), Ahok pun menyemprotnya.

"Masa laptop gitu banyak masih pakai catatan-catatan, kampungan banget itu, pakai BlackBerry, pakai apa, pakai laptop miliaran, nggak ada satu pun laptop yang bisa ketik. Mana tukang ketiknya," jelas Ahok di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (24/10/2012). Saat itu, Ahok menerima sekitar 30 buruh dari berbagai serikat yang mengeluh soal gaji.

Penataan Jakarta Tidak Jelas

Jokowi mengkritik gedung di Jakarta tidak berkarakter di depan ratusan arsitek yang tergabung dalam Ikatan Arsitek Jakarta. Jokowi ingin Jakarta dapat dibedakan dengan kota-kota lain di dunia.

"Coba kita masuk ke Jakarta, yang terasa apa? Artinya karakter Jakarta ini apa yang harus dimunculkan. Mana bedanya Seoul, Tokyo, Singapura, Chicago dengan Jakarta? Tidak jauh beda, artinya karakter Jakarta tidak muncul," kata Jokowi.

Hal ini disampaikan Jokowi di Hotel Mercure, Jl Hayam Wuruk Jakarta, Sabtu (22/12/2012) saat menjadi keynote speaker dalam program 'Temu 1.000 Arsitek Jakarta'.

Menurut Jokowi, Jakarta adalah pusat dari dari kebudayaan Indonesia. Karakter itulah yang harus dimunculkan.

"Bandingkan DKI dengan Tokyo, LA, Singapura, penataannya nggak jelas, nggak tau ini. Yang saya salahkan pertama kali ya arsitek, yang merancang bangun landscapenya. Apa bedanya dengan negara lain. Mestinya mulai digarap," tambahnya lagi.
Halaman 2 dari 6
(nik/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads