Seorang Imigran Asal Sri Lanka Meninggal Karena Sakit di Yogyakarta

Seorang Imigran Asal Sri Lanka Meninggal Karena Sakit di Yogyakarta

- detikNews
Kamis, 14 Feb 2013 09:18 WIB
Cilacap, - Satu orang imigran asal Sri Lanka yang sebelumnya terdampar di pantai Permisan, Nusakambangan Cilacap, Jawa Tengah pada Senin (28/1) malam lalu menderita sakit kritis. Dia akhirnya meninggal saat dirawat di RS Panti Rapih, Yogyakarta, pada Rabu (13/2) malam.

Imigran yang diketahui bernama Sithy Safeekaabdul Jabar (30), sebelumnya dirujuk dari RSUD Cilacap pada Kamis (7/2/2013). Sedangkan satu orang lainnya, Ahmad Rispiyan, suami Sithy Safeekaabdul Jabar, yang sebelumnya menemani istrinya juga turut dirawat karena juga mengalami sakit.

Menurut Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Cilacap Edi Rohaedi, mengatakan imigran meninggal karena sakit pembengkakan saluran pernafasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semalam meninggal dunia. Sakitnya tak kunjung sembuh karena seluran pernafasan atau paru-parunya bengkak. Sepertinya karena kedinginan terombang-ambing di laut," kata Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Cilacap Edi Rohaedi, kepada wartawan, Kamis (14/2/2013) pagi.

Sebelumnya, Shity dirawat di RSUD Cilacap sejak kapal imigran ditemukan terdampar, Senin (28/1) malam. Ia dirawat bersama anaknya, Ahamed Fatheen (4) yang ditemui sang bapak, Ahmad Raspiyan.

"Ahmad Raspiyan justru kemudian sakit dan dirawat. Dengan demikian, saat ini ada tiga imigran di Panti Rapih," katanya.

Dia menambahkan, pengurusan jenazah Shity nantinya akan dikoordinasikan bersama perwakilan Internation Organisation for Migration (IOM).

Sementara itu, 18 imigran yang masih berada di penampungan sudah dilakukan pemindahan ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Tanjungpinang, Kepulauan Riau pada Rabu, (13/2/2013). Rencananya, mereka akan diangkut menggunakan bus.

Seperti diberitakan sebelumnya, kapal kayu yang mengangkut 25 imigran dari Baticalloa, Sri Lanka mengalami kecelakaan laut di perairan selatan Pulau Nusakambangan dalam perjalanan menuju Pulau Kokos, Australia. Mereka berangkat dari Sri Lanka pada 22 November 2012 untuk mencari suaka politik.

Malang, mesin kapal mereka mati. Para penumpang juga kehabisan bekal, sehingga harus menahan lapar sekitar 15 hari. Saat ditemukan terdampar, Senin (28/1/2013), petugas mendapati dua jenazah imigran dan 22 orang lainnya dalam kondisi kurus dan lemah. Satu imigran hilang karena menceburkan ke laut.

(mpr/mpr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads