Imigran yang diketahui bernama Sithy Safeekaabdul Jabar (30), sebelumnya dirujuk dari RSUD Cilacap pada Kamis (7/2/2013). Sedangkan satu orang lainnya, Ahmad Rispiyan, suami Sithy Safeekaabdul Jabar, yang sebelumnya menemani istrinya juga turut dirawat karena juga mengalami sakit.
Menurut Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Cilacap Edi Rohaedi, mengatakan imigran meninggal karena sakit pembengkakan saluran pernafasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Shity dirawat di RSUD Cilacap sejak kapal imigran ditemukan terdampar, Senin (28/1) malam. Ia dirawat bersama anaknya, Ahamed Fatheen (4) yang ditemui sang bapak, Ahmad Raspiyan.
"Ahmad Raspiyan justru kemudian sakit dan dirawat. Dengan demikian, saat ini ada tiga imigran di Panti Rapih," katanya.
Dia menambahkan, pengurusan jenazah Shity nantinya akan dikoordinasikan bersama perwakilan Internation Organisation for Migration (IOM).
Sementara itu, 18 imigran yang masih berada di penampungan sudah dilakukan pemindahan ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Tanjungpinang, Kepulauan Riau pada Rabu, (13/2/2013). Rencananya, mereka akan diangkut menggunakan bus.
Seperti diberitakan sebelumnya, kapal kayu yang mengangkut 25 imigran dari Baticalloa, Sri Lanka mengalami kecelakaan laut di perairan selatan Pulau Nusakambangan dalam perjalanan menuju Pulau Kokos, Australia. Mereka berangkat dari Sri Lanka pada 22 November 2012 untuk mencari suaka politik.
Malang, mesin kapal mereka mati. Para penumpang juga kehabisan bekal, sehingga harus menahan lapar sekitar 15 hari. Saat ditemukan terdampar, Senin (28/1/2013), petugas mendapati dua jenazah imigran dan 22 orang lainnya dalam kondisi kurus dan lemah. Satu imigran hilang karena menceburkan ke laut.
(mpr/mpr)