"Kematian mahasiswi UI yang meloncat dari angkot menjadi tanda tanya buat kita semua. Harus ada penyelidikan yang saksama dan tuntas, karena kematian tersebut terkesan tidak wajar," kata Didi Irawadi Syamsuddin dalam keterangannya, Rabu (13/2/2013).
Menurutnya, di luar apakah Annisa melompat karena ada dugaan percobaan pelecehan seksual atau tidak, Annisa menjadi gambaran masyarakat yang terancam dan resah soal angka kejahatan di angkutan umum yang makin tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harus ada kepastian supaya rumor bahkan fitnah tidak terjadi, tetapi prinsipnya harus ada jaminan yang kuat bagi perlindungan terhadap harkat martabat kaum perempuan dari ancaman pelecehan seksual, dimanapun dan dalam kondisi apapun berada," imbuhnya.
Ia menuturkan, dengan mengetahui penyebab tewasnya Annisa, maka setidaknya bisa menjawab teka-teki dugaan kriminalitas yang belakangan marak di angkutan umum. Didi bahkan berharap bisa dilakukan visum atas Annisa, jika keluarga mengizinkan.
"Perlu ada visum atas kejadian tersebut berharap keluarga korban mendukung," jelasnya.
Kecelakaan itu terjadi pada Rabu (6/2) sore, Annisa tiba-tiba melompat di Jembatan Asemka, Jakbar diduga karena takut akan diculik atau menjadi korban kejahatan. Annisa kemudian meninggal pada Minggu (10/2) dini hari.
"Keluarga menyebut korban sudah minta turun, tapi pelaku tidak berhenti," jelas Kanit Laka Lantas Polres Jakbar AKP Rahmat Dalizar beberapa waktu lalu.
Saat lalu lintas di kawasan itu ramai. Jamal yang mengetahui penumpangnya lompat langsung membawa korban ke rumah sakit setelah peristiwa terjadi. Namun, rupanya belakangan justru sang sopir dijadikan tersangka atas tuduhan kelalaian.
"Karena lalainya, orang loncat dari mobil. Sopir bertanggung jawab atas keselamatan orang. Ini penting, tanggung jawab," jelas Rahmat.
(bal/ahy)