"Kalau boleh memilih, mending jadi temannya presiden daripada menjadi presiden. Saya tidak punya keinginan menjadi presiden, saya tidak akan kampanye, tidak akan menyodor-nyodorkan diri," tukas CT di Toko Gramedia Santika, Jl. Kapten Maulana Lubis, Medan, Sabtu (9/2/2013).
Berbicara di hadapan sekitar 400 orang yang menghadiri acara promosi buku dengan tema ‘Chairul Tanjung Berbagi Pengalaman - Sharing, Learning, Book Signing’, CT menyebutkan dia sudah melihat bagaimana kerepotan Presiden SBY dalam menjalani posisinya selaku kepala negara dan kepala pemerintahan. Makanya dia heran dengan begitu antusiasnya orang-orang ingin menjadi presiden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjadi presiden, kata dia, berarti harus menyiapkan energi lebih untuk menghadapi berbagai persoalan. Waktu tidur juga otomatis berkurang, karena harus memikirkan kesejahteraan rakyat dan bangsanya.
Dalam filosofi hidupnya, CT menilai manusia dan dirinya sendiri adalah prajurit Allah, menjalankan takdir yang sudah ditentukan Sang Maha Kuasa. Seseorang tidak bisa menolak jika takdir menentukan nasib seseorang, termasuk jika ditakdirkan menjadi presiden.
CT menuturkan seorang yang maju menjadi presiden adalah baik, tetapi menjadi pengusaha juga baik, dan CT saat ini fokus pada usahanya untuk mengajak orang yang lebih banyak menjadi pengusaha. Dia berharap bukunya, ‘Chairul Tanjung Si Anak Singkong’ bisa dibaca sekitar satu juta orang, dan orang yang membaca buku itu akan terinspirasi untuk berwirausaha.
“Jika dari satu juta pembaca, 10 persennya saja bisa menjadi pengusaha, maka itu menjadi kebahagiaan yang sangat luar biasa bagi saya,” kata CT yang berbicara didampingi penyusun buku, tersebut Thahja Gunawan Diredja.
(rul/gah)