Namun bagi Ketum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie, bukan itu yang terjadi.
"Saya tidak pernah berburuk sangka, jangan kita menduga demikian. Korupsi itu adalah masalah hukum. Jadi saya tidak percaya arisan nasib," kata Ical di Kantor DPP Partai Golkar, Jl Anggrek Nelly, Slipi, Jakarta Barat, Sabtu (9/2/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ndak ada langkah-langkah yang dilakukan Golkar soal itu," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Ahmad Mubarok mengatakan kasus korupsi yang menyeret Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq yang akhirnya mundur setelah jadi tersangka itu lebih dahsyat dari kasus Nazarudin. Pada saat itu Mubarok beranggapan ada arisan nasib dalam kasus korupsi.
"PKS? Itu cuma arisan nasib. Kemarin PD, sekarang PKS, terus bisa saja Golkar. Watak politik itu korupsi masalahnya spektakuler atau tidak. Kalau di PD sih Nazar itu dahsyat, karena dia bendahara Demokrat, tapi lebih dahsyat lagi kalau presidennya PKS," kata Mubarok. Hal ini disampaikan Mubarok usai mengikuti paparan hasil survei SMRC di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Minggu (3/2/2013) lalu.
(spt/lh)