Politik bukanlah matematika dengan rumus yang pasti. Posisi empuk menjadi wakil rakyat juga bisa membuat bosan para politisi bertengger di zona aman. Ada juga yang hengkang karena status, alasan manusiawi dan ingin konsentrasi mengurus partai.
Berikut 6 ragam alasan politisi mundur dari DPR:
1. Jenuh
|
"Ini hanya sebuah plihan, saya mundur untuk kontemplasi, saya diterpa kelelahan luar biasa di DPR. Saya terjebak pada kejenuhan luar biasa, saya coba untuk menahan, tapi tidak kuat," kata Akbar Faizal, dalam jumpa pers di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (8/2/2013).
Pria berkacamata ini juga ingin keluar dari zona nyaman sebagai anggota DPR. "Saya ingin meninggalkan wilayah yang disebut sebagai comfort zone, saya coba tinggalkan itu. Ternyata bisa," lanjut Akbar yang menyebut Hanura mendapat posisi terendah dalam survei.
Akbar Faizal dikabarkan akan merapat ke Partai NasDem, rising star dalam Pemilu 2014.
2. Tersandung Status Tersangka
|
"Daerah pemilihan saya supaya tetap ada yang bisa memberikan perhatian, dan dengan ini saya mengundurkan diri," kata Luthfi setibanya di Kantor KPK, Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Rabu (6/2/2013).
Luthfi tiba sekitar pukul 10.15 WIB. Dia mengenakan berkemeja biru dan ditutup baju tahanan, Luthfi tampak sehat meski sudah sepekan dirinya mendekam di Rutan Guntur.
Posisi Luthfi di DPR nantinya bakal diisi oleh Budiyanto. Dia adalah caleg dengan perolehan suara terbanyak setelah Luthfi Hasan di dapil Jatim V pada Pemilu 2009.
3. Jadi Presiden
|
"Saya akan mengundurkan diri dari Wakil Ketua DPR RI dan juga mundur dari anggota DPRRI," kata Anis Matta dalam pidato resminya di Kantor DPP PKS, Jl TB Simatupang, Jakarta Selatan, Jumat (1/2/2013).
Posisi Anis kini digantikan Sohibul Iman sebagai Wakil Ketua DPR dari FPKS.
4. Capek
|
"Saya sudah agak capek. Mau istirahat sebentar," kata Maiyasyak di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (30/1/2013).
Uniknya, pengumuman ini disampaikan Maiyasyak dalam rapat kerja dengan Menkominfo Tifatul Sembiring.
Maiyasyak sempat bercanda dengan Tifatul dan Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq yang juga orang PKS. Namun pada akhirnya dia menegaskan rencana pindah ke NasDem.
"Khusus pada Saudara Menteri, ada dua kemungkinan. Ke tetangga Pak Mahfudz (Ketua Komisi I) sebelah kanan atau ke NasDem. Kita lebih condong ke nasionalisme. Saya melihat partai ini memiliki identitas seperti itu," katanya.
Mahfudz Siddiq pun merespons setengah bercanda. "Pak Maiyasyak masih koma itu, namun sebagai manusia mungkin ada pertentangan di hati," canda Mahfudz.
5. Urus Ayah Sakit
|
"Sebagai mana visi saya saat kampanye mencerdaskan pendidikan bangsa terutama pada anak-anak. Saya memiliki tanggung jawab sosial untuk memperjuangkan nasib seniman di negeri ini," ungkapnya dalam jumpa pers di Gedung Nusantara III, DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (1/6/2012).
Menurutnya, tugas sebagai anggota DPR tak semudah apa yang dinilai orang kebanyakan di luar. Tak hanya itu, Tere juga mengaku tengah banyak tertimpa masalah keluarga.
"Sebagai individu tak bisa membuat saya lagi secara efektif. Masalah-masalah saya dengan keluarga juga menghambat kinerja kerja saya. Karena itu, saya sampai pada keputusan saya ini," tuturnya.
"Tapi sekali lagi, saya terpaksa harus mundur karena kondisi keluarga, kesehatan orangtua dan orangtua ingin saya menyelesaikan tesis," katanya.
6. Besarkan Partai
|
"Pak Idrus Marham mengundurkan diri dari DPR. Pak Idrus sudah menghadap ke Ketua Umum Golkar juga," tutur Ketua FPG DPR, Setya Novanto, kepada detikcom, Rabu (8/6/2011).
Novanto menuturkan, Idrus sudah mengajukan pengunduran diri dari DPR kepada Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie dan dirinya. Permintaan Idrus yang terkesan mendadak tersebut pun disetujuinya.
"Dia ingin sekali untuk bisa menyeriusi, menangani kepentingan partai. Dimana partai pada saat ini betul-betul memerlukan keseriusan dalam penanganan, khususnya di pusat dan daerah secara konsentrasi penuh," tuturnya.
Halaman 2 dari 7