"Masih ada bayi yang sedang kita jemput di luar Jakarta. Saat ini kita memang fokus melakukan pengamanan kedua belas bayi yang diperjualbelikan sesuai keterangan tersangka," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, AKBP Hengki Haryadi kepada wartawan di polres Jakbar, Kamis (7/2/2013) malam.
Henki menuturkan, kasus penjualan bayi ini sangat rumit dan sulit untuk terus diungkap. Saling terikatnya sang ibu dan para penjual membuat faktor yang membuat kasus ini susah diungkap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilain tempat, tersangka Librawati alias Tati, mengaku dirinya tidak pernah mencari atau membujuk si ibu kandung. Namun dia berdalih bahwa selama ini dia mendaptkan bayi dari seorang dukun beranak.
"Sejak setahun lalu, saya tidak menjalankan ini sebagai bisnis, hanya sekedar membantu. Saya tidak mencari, kebetulan ada orang lain yang pesan ke saya, kalau memang si ibu kandung gak mampu, dia mau mengurusnya. Saya dapat bayi itu dari seorang penjual ikan asin dan dukun yang suka urut," ujarnya.
Tati juga mengatakan, enam bayi yang dia dapatkan dari para ibu kandung memang tidak mengalami proses paksaan. "Ada juga yang mengambil untuk pembayaran rumah sakit saja sekitar Rp 2 juta. Saya hanya mengajak ibu-ibu yang sudah melahirkan saja, tidak memesannya sejak dalam kandungan," tutur Tati yang terbalut baju tahanan polres.
(spt/trq)