Usai mendengar informasi adanya kabar pertentangan dari DPC-DPC itu, Sukawi segera melakukan konfirmasi kepada pimpinan DPC yang dikabarkan hadir, salah satunya Ketua DPC PD Purbalingga Muhammad Ikhsan.
"Yang saya telepon pertama juru bicaranya, mas Ikhsan, karena mas Abdullah (Ketua DPC PD Purworejo) tidak diangkat," kata Sukawi saat ditemui di kediamannya, Jl Durian, Semarang, Kamis (7/2/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ditanya, semua sama saya, Pak, tetap mendukung SBY, tapi mengakui pak Anas sebagai ketua umum. Dan apapun keputusan SBY untuk menyelamatkan partai akan didukung," ujar Sukawi menirukan perkataan Ikhsan.
"Tapi saya tidak berhenti begitu saja, saya telepon yang lain dan ternyata tidak semuanya datang," imbuhnya.
Diketahui DPC-DPC yang disebutkan dalam konferensi pers yang digelar siang tadi, Kamis (7/2) ternyata DPC yang tidak hadir. DPC tersebut dari Cilacap, Semarang, Pati, Solo, Rembang, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Kabupaten Magelang, Surakarta, Wonogiri, dan Sukoharjo.
"Mas Hasan dari DPC Magelang saat saya hubungi bilang tidak tahu," ujar mantan Wali Kota Semarang itu.
Terkait pernyataan yang menyebutkan dirinya sebagai trouble maker, Sukawi menganggap hal itu sudah biasa. Ia menilai pernyataan tersebut merupakan bentuk usaha seseorang untuk menjatuhkannya.
"Bagi saya tidak masalah, karena namanya orang pasti kalau ingin dia dibilang baik maka harus menjelekkan orang lain," pungkas Sukawi.
Sebelumnya, terkait hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) yang menyebut anjloknya elektabilitas Partai Demokrat, Ketua DPD PD Jateng, Sukawi Sutarip mengatakan, tubuh partai di tingkat DPC mulai khawatir dan merasa tersandera oleh proses hukum. Namun 24 DPC se-Jateng membantah dengan tegas hal itu dan justru menyebut Sukawi sebagai Trouble Maker.
"DPC resah? Itu tidak benar! Kami solid dukung ketua umum terpilih Anas Urbaningrum dan pembina partai, Pak SBY," kata Ikhsan di rumah makan, Jl Kyai Saleh, Semarang siang tadi.
(alg/trq)