Tak Boleh Pakai Sandal Jepit, Dosen UGM: Imigrasi Lakukan Egoisme Birokrat

Tak Boleh Pakai Sandal Jepit, Dosen UGM: Imigrasi Lakukan Egoisme Birokrat

- detikNews
Kamis, 07 Feb 2013 13:27 WIB
Jakarta - Dosen Fakultas Hukum UGM Oce Madril (29) melapor ke Ombudsman Yogyakarta. Pangkal musababnya, Oce 'diusir' petugas Imigrasi karena memakai sandal jepit saat wawancara pembuatan paspor. Oce memberi alasan, sandal jepit bukan hal penting dalam pengurusan paspor. Imigrasi mempunyai kewajiban memberi pelayanan.

"Jadi kalau alasannya tidak boleh pakai sandal jepit atau kaos oblong ya silakan saja untuk internal Imigrasi. Jangan dikenakan kepada masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan publik yang baik," jelas Oce saat berbincang dengan detikcom, Kamis (7/2/2103).

Oce menuturkan, pagi ini dia ditolak wawancara petugas Imigrasi. Sang petugas beralasan Oce memakai sandal jepit. "Saya pernah ke Jepang dan di sana petugas pelayanan publiknya tidak membeda-bedakan warganya pakai kaos atau sandal. Tapi pelayanan yang diberikan baik," jelasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Oce, semestinya kalau Imigrasi berniat memperbaiki aturan dan ketertiban, beri saja pelayanan yang baik dan ramah. Kewajiban Imigrasi itu memberikan pelayanan, bukan memberi harga tinggi kepada masyarakat.

"Ini egoisme birokrat yang dipelihara. Apa hubungannya sandal jepit atau kaos oblong dengan pelayanan publik, tidak krusial. Di dalam persyaratan membuat paspor saja ditulis bawa KTP, KK, Ijazah, akte lahir, foto, tak ada sandal jepit," tutur dosen Hukum Administrasi Negara ini.

Kepala Humas Imigrasi Kemenkum HAM Maryoto yang dikonfirmasi detikcom mengaku masih melakukan pengecekan.

(ndr/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads