"Ini keren banget. Saya suka sekali makan cokelat. Apalagi ini dikemas dalam bentuk Punakawan yang penuh makna," kata Chnthia Sari usai mengisi acara Pagelaran Roti dan Cokelat, Kamis (31/1/2013).
"Saya ingin makan yang Gareng dan Petruk. Mereka lucu," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tercatat sebagai rekor MURI dengan nomor urut 5799 sebagai patung Punakawan asli cokelat," ujar Paulus.
Selain itu patung berukuran besar dengan tinggi antara 1,5 meter hingga dua meter dan berat total 1,9 ton itu juga dinyatakan oleh MURI telah memecahkan rekor dunia.
"Temanya luar biasa. Biasanya cokelat identik dengan kehidupan Barat, tapi sekarang dibuat dengan identitas dari Jawa," papar Asti Ananta.
Pencetus pembuatan patung cokelat Punakawan sekaligus pemilik PT. Lusiana Jaya, Nanda Djoenaedy, mengatakan pihaknya butuh waktu dua bulan untuk menyelesaikan patung tersebut dibantu empat orang yang diantaranya dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
"Paling susah saat membuat cetakan. Membuat patung dari tanah liat kemudian membuat cetakan untuk cokelatnya dari silikon," terang Nanda.
Biaya yang dibutuhkan untuk membuat empat patung cokelat itu pun tidak murah. Nanda membutuhkan total Rp 120 juta dari proses pembuatan cetakan hingga dibawa ke mal dalam acara Pagelaran Roti dan Cokelat.
"Untuk cokelatnya saja pakai cokelat blok Rp 70 juta. Pembuatannya di pabrik cokelat di Karawang Bekasi," kata Nanda.
Ia terinspirasi membuat patung Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong itu saat membaca cerita Punakawan. Menurutnya punakawan yang dikenal bersahaja itu harus diabadikan dan selalu diingat.
"Punakawan itu sesuatu yang harus diikuti. Begitu pun Luciana Jaya. Sebagai distributor roti, kita harus memomong rekan-rekan kita," katanya.
Empat patung besar itu masih bisa dilihat di mal selama pagelaran berlangsung yaitu hingga hari Minggu (3/2) mendatang.
(alg/mok)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini