Menajer MURI, Sri Widayati mengatakan, acara yang diselenggarakan Fakultas Bahasa dan Sastra dalam rangka dies natalies ke-48 itu layak mendapatkan gelar pemecah rekor dengan pemain Congkestra (Keroncong Orkestra) terbanyak. Bahkan ia menambahkan 348 mahasiswa tersebut telah memecahkan rekor dunia.
"Ini merupakan satu rekor yang belum pernah ada sebelumnya. Tidak hanya MURI, rekor ini juga telah memecahkan rekor dunia," kata Sri di Auditorium UNNES, Gunungpati, Semarang, Selasa (29/1/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada lagi replika Tugu Muda dari rangkaian sampah, replika Punokawan dari uang logam," tandas Sri.
Dalam pertunjukan itu, anggota orkestra menyatukan dua aliran musik. Mereka membawakan tiga lagu yaitu Keroncong Tanah Airku, Langgam UNNES Konservasi, dan Gambang Semarang. Pada lagu terakhir, mereka berkolaborasi dengan 48 penari.
Ribuan penonton yang menyaksikan atraksi musik tersebut terlihat menikmati, termasuk Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo yang duduk di barisan paling depan.
Eko Raharjo, Sekretaris Jurusan Pendidikan Seni Musik UNNES mengatakan, pihaknya yakin dengan kemampuan para mahasiswanya sehingga ia menyanggupi syarat dari MURI yaitu peserta lebih dari 250 orang.
"Efektif latihannya cuma dua minggu. Tidak ada kesulitan karena mereka semua anak musik," kata Eko.
Ia menambahkan, ide tersebut muncul karena ia ingin menunjukkan jenis musik baru yaitu Congkestra. "Selama ini sudah ada Congdut dan Congrock. Oleh karena itu saya ingin menggabungkan keroncong dan orkestra yang selama ini terpisah," tandasnya.
Setelah sekitar 20 menit pertunjukan, kolaborasi alat musik celo, gendang, flute dan lainnya itu selesai dan mendapatkan aplaus yang meriah. Baik pemusik maupun penonton terlihat terhibur dengan atraksi tersebut.
(alg/try)