4 'Ancaman' Jokowi di Kala Banjir

4 'Ancaman' Jokowi di Kala Banjir

- detikNews
Jumat, 25 Jan 2013 10:52 WIB
4 Ancaman Jokowi di Kala Banjir
(dok DetikFoto)
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo serius bekerja mengatasi banjir di ibu kota, termasuk lembur di lapangan.

Tak hanya itu, dia beberapa kali mencetuskan larangan-larangannya dengan tegas terkait bencana banjir. Beberapa kali pula pria Solo ini 'mengancam' mereka yang bandel, walau dengan nada santai sambil tersenyum. Apa saja 'ancaman' Jokowi di kala banjir?

Lapor Hal Sepele, Awas Kena Bentak Jokowi!

(ilustrasi-dok DetikFoto)
Jokowi memperbolehkan masyarakat untuk langsung melaporkan hal-hal terkait banjir kepadanya langsung. Namun pelaporan itu harus yang sangat penting, jangan yang sepele.

"Jangan urusan kecil-kecil melambung ke saya. Malah saya bentak nanti," ujar Jokowi sambil tersenyum, di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (21/1).

Menurutnya jika sudah ditangani oleh aparatnya di level bawah, maka masyarakat tidak perlu lagi melaporkan kepadanya. Namun jika sangat penting dan belum ditangani, maka masyarakat boleh langsung mengadu padanya.

"Kemarin juga sudah saya kumpulkan dan saya sampaikan kalau ada yang hal yang sangat penting langsung melambung ke saya. Dari lurah nggak apa-apa, dari camat melambung ke saya nggak apa-apa, asal sangat penting," imbuhnya.

Stop Pasang Reklame di Tanggul atau Keselamatan Terancam

(ilustrasi-dok DetikFoto)
Gubernur DKI Joko Widodo memastikan tak akan ada lagi papan reklame besar di sekitar tanggul Kanal Banjir Barat yang jebol di Jl Latuharhary. Meski izinnya belum habis, pertimbangan keselamatan warga lebih utama.

"Sudah dicopot yang sebelah timur (tanggul Kanal Banjir Barat). Tempat seperti itu tidak boleh untuk reklame," ujar Jokowi di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (21/1).

Jokowi mengajukan pertanyaan retoris tentang perizinan dan keselamatan warga. "Pilih izinnya rampung atau keselamatan yang didahulukan? Pilih yang mana?" tanya Jokowi soal masa izin reklame tersebut.

Jokowi: Jangan Sampai Ada yang Kesulitan Cari Batu dan Pasir

(ilustrasi-dok DetikFoto)
Jokowi mengingatkan walikota, camat dan lurah untuk mempersiapkan material seperti batu dan pasir untuk mengatasi banjir. Jokowi menceritakan, saat tanggul Latuharhary jebol, pemprov kesulitan mencari batu dan pasir. Material itu terpaksa dicari hingga Karawaci, Tangerang, dengan pengawalan Dishub dan polisi.

"Perlu saya tekankan, jangan sampai persiapan terjadi sesuatu, seperti tanggul jebol seperti di Latuharhary. Hari pertama kita kesulitan cari batu, pasir, karena informasi siapa yang pegang barang itu tidak kita punyai," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan itu saat rapat koordinasi dengan 5 walikota, 26 camat dan 75 lurah membahas normalisasi kali untuk mengatasi banjir di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (23/1).

Jokowi memerintahkan walikota, camat dan lurah untuk mengetahui stok batu dan pasir, alat-alat berat, pompa sedot. Bahkan alat-alat berat dan pompa sedot harus diketahui berapa yang bisa dipinjam.

"Sehingga saat di telepon bisa datang," kata pria asal Solo ini.

Dengan kesiapan seperti di atas, lanjut Jokowi, pihaknya tidak perlu menunggu hingga setengah hari agar barang-barang yang diperlukan datang. Selain itu, komunikasi di lapangan harus intensif dilakukan.

Usai Normalisasi Sungai, Jangan Coba-coba Bangun Apa pun

(ilustrasi-dok DetikFoto)
Jokowi mengingatkan bawahannya untuk mengamankan wilayah di sekeliling proyek normalisasi Kali Ciliwung, Pesanggrahan, Angke dan Sunter, jika sudah bersih dari hunian warga. Lebih baik ditanami pohon-pohon.

"Contoh Kanal Banjir Timur, jadi kalau sudah seperti itu, kanan kiri ditanami. Jangan ada satu pun yang coba-coba mendirikan apa pun di situ, baik itu untuk PKL, atau pun mendirikan satu bata," ujar Jokowi di Balai Agung, Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (23/1).

Menurut Jokowi, jika satu bangunan saja dibiarkan, maka akan tumbuh bangunan lainnya. Karena itu, pejabat-pejabat terkait harus jeli melihat itu.

"Sekali saja itu dibiarin nanti langsung jadi 11 ribu. Jadinya terlambat," kata pria berusia 51 tahun itu.
Halaman 2 dari 5
(sip/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads