Benarkah akan seperti itu? Mari kita simak penjelasan tertulis Dr Tri Handoko Seto, Peneliti Meteorologi Tropis di BPPT yang juga Kepala Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan UPT Hujan Buatan yang diterima detikcom, Jumat (25/1/2013):
Asumsi tingginya air laut karena pasut memang benar. Posisi bulan terhadap bumi pada tanggal 27 Januari mengakibatkan naiknya pasut sehingga ketinggian air laut akan naik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan melihat dinamika atmosfer yang terjadi akhir-akhir ini maka memang ada sinyal kuat bahwa menjelang akhir Januari akan terjadi peningkatan curah hujan di Jabodetabek. Namun jika dibandingkan dengan curah hujan tanggal 15-18 Januari lalu maka curah hujan tanggal 27 diprediksi masih lebih rendah. Hujan yang akan terjadi kemungkinan merupakan hujan konvektif yang deras namun tidak berlangsung terus menerus seperti tanggal 17 Januari. Genangan memang sangat mungkin terjadi. Apalagi ditambah naiknya pasut.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas maka potensi banjir di Jakarta masih akan besar. Namun demikian rasanya berlebihan jika dikatakan bahwa Jakarta akan tenggelam pada tanggal 27 Januari. Curah hujan setelah itu justru masih berpeluang akan tinggi. Pemerintah DKI Jakarta sudah banyak melakukan upaya untuk mengantisipasi banjir periode kedua yang mungkin terjadi, salah satunya dengan meminta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk menerapkan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) guna mengurangi curah hujan berlebih di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendukung penuh upaya ini.
Mari berdoa agar upaya ini membawa hasil yang baik. Dan semoga Jakarta tidak tenggelam. Terlampir adalah prediksi curah hujan tiap 3 jam tanggal 24-31 Januari.
(nrl/ndr)