Seperti yang terlihat di fly over Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (19/1/2013). Dua di antara belasan orang yang berbaris di median jembatan adalah Ahmad dan Taufik, siswa kelas VII SMP 238 Duren Tiga.
"Tolong Pak, Bu. Buat bantuan korban banjir," seru mereka sambil mengacungkan kardus bekas minuman mineral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kan rumah banjir, jadi ngga sekolah. Nggak dimarahin orang tua kok," kata Taufik.
Begitu juga dengan Nur Ahmad Azhari. Rumah Ahmad di dekat Komplek Zeni AD, Rawajati juga sempat terendam satu meter. "Sekarang sih sudah surut," kata dia yang tengah berdiri di ujung jembatan layang.
Ahmad mengaku mendapat uang lebih dari Rp 50 ribu per hari sumbangan pengguna kendaraan. Sama dengan Taufik, Ahmad mengaku diizinkan orang tua untuk meminta sumbangan. "Buat bantu emak di rumah. Temen juga banyak yang 'ngecrek'," akunya.
(fdn/lh)











































