Isu tersebut menyebutkan sejumlah warga yang hendak dievakuasi menggunakan perahu karet harus membayar ratusan ribu hingga jutaan rupiah kepada tim. Warga yang telah dievakuasi pun kesal mendengar hal ini.
"Itu nggak ada sama sekali. Yang benar, warga melihat tim evakuasi kedinginan dan kelelahan. Lalu dia berikan seikhlasnya," ujar salah seorang warga bernama Erik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tim SAR setiap berangkat kan ada prioritasnya. Mungkin saja warga yang tidak menjadi prioritas melakukan 'lo jual, gue beli'," ujar seorang ibu dari PMI yang enggan disebutkan namanya.
Isu ini cukup memprihatinkan karena sisi kemanusiaan harus dirusak dengan isu tidak bertanggungjawab yang mengarah ke SARA. "Itu saja, maafkan saya, ratusan korban pribumi dapat ribuan makanan dari warga," ujar seorang relawan yang mencuri dengar.
(vid/rmd)