Awal era baru ini akan dimulai ketika Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton datang langsung mengunjungi Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud. Kunjungan itu menjadi penanda kembali terjalinnya hubungan diplomatik antara AS dengan Somalia.
"Kunjungan pekan ini terhadap Presiden Somalia yang baru, Hassan Sheikh Mohamud menjadi bukti adanya perubahan signifikan dalam situasi politik dan keamanan di Somalia dan juga hubungan kami dengan negara tersebut," ujar Asisten Menlu AS, Johnnie Carson seperti dilansir AFP, Kamis (17/1/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak tahun 1991 silam, Somalia sama sekali tidak memiliki pemerintahan yang efektif. Dua tahun kemudian, AS dikejutkan oleh insiden mengerikan. Tentara AS diseret di jalanan kota Mogadishu oleh militan Somalia. Selain itu, dua helikopter Black Hawk milik AS ditembak jatuh oleh militan. Insiden tersebut menewaskan 18 warga AS dan melukai 80 orang lainnya.
Nyaris dua dekade kemudian, pemerintahan Somalia yang baru pun terbentuk, mengakhiri 8 tahun masa transisi yang tanpa kejelasan. Lebih lanjut, Carson memuji kerja keras negara-negara Afrika lewat pasukan Uni Afrika mengusir militan yang menguasai Somalia.
"Kemajuan signifikan telah terjadi dengan adanya stabilitas negara tersebut dan upaya mengusir (militan) al-Shebab. Masih banyak hal yang harus dilakukan tapi kami pikir kemajuan sudah terjadi," kata Carson.
Beberapa saat setelah Sheikh Mohamud terpilih menjadi presiden, tambah Carson, Menlu Hillary telah menyampaikan selamat. Tidak hanya itu, pemerintah AS juga memuji terpilihnya Sheikh Mohamud tersebut sebagai 'tonggak sejarah' bagi Somalia.
(nvc/ita)