Insiden ini terjadi pada penerbangan pesawat milik maskapai asal Australia tersebut dengan rute Cairns, Queensland, menuju ke Port Moresby, Papua Nugini. Pesawat tersebut lepas landas dari Queensland pada Kamis (9/1) pagi. Beberapa saat kemudian, salah seorang penumpang melihat ular jenis piton tersebut menggelantung di sayap pesawat.
"Ular tersebut dilihat oleh sejumlah penumpang ketika pesawat mencapai ketinggian jelajah," ujar seorang juru bicara maskapai Qantas seperti dilansir AFP, Jumat (11/1/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penumpang lainnya, Rovert Weber, menceritakan bahwa penumpang yang duduk di deretan depan tidak menyadari keberadaan ular tersebut. Namun penumpang yang duduk di belakang benar-benar memperhatikan ular tersebut.
Para penumpang mengungkapkan bagaimana reptil tersebut meregang nyawa bergelantungan di sayap pesawat, melawan kencangnya angin dan tekanan ketinggian. Penerbangan tersebut berlangsung selama 2 jam. Kendati demikian, keberadaan ular ini sama sekali tidak mempengaruhi penerbangan dan para penumpang.
"Tidak ada kepanikan. Pada saat itu, orang-orang tidak berpikiran soal keberadaan ular lain di dalam pesawat," tutur Weber.
Menurut ahli, ular yang bergelantungan di pesawat tersebut merupakan jenis piton yang terpanjang di Australia. Insiden semacam ini belum pernah terjadi sebelumnya. Pihak Qantas menegaskan, kecil kemungkinan seekor ular bisa menyusup masuk ke dalam kabin pesawat.
(nvc/nrl)