Curahan RI, Bocah SD yang Diduga Diperkosa Pada Secarik Kertas Putih

Curahan RI, Bocah SD yang Diduga Diperkosa Pada Secarik Kertas Putih

- detikNews
Rabu, 09 Jan 2013 02:30 WIB
Curahan RI, Bocah SD yang Diduga Diperkosa Pada Secarik Kertas Putih
Curhatan RI di Kertas Putih (Edo/detikcom)
Jakarta - Belum genap seminggu sejak meninggalnya RI, suasana sedih masih menyelimuti pasangan suami istri L (54) dan A (50) di area lapak pemulung kediamannya. Kematian RI meninggalkan tanda tanya besar. Secarik kertas putih bertuliskan isi curhatan RI sambut ulang tahunnya.

Terdengar iringan lantunan ayat suci Al Quran oleh para tetangga dari kediaman rumah seiring telah berpulangnya bocah kelas lima SD tersebut. Para tetangga berbondong-bondong pulang usai melakukan pengajian di kediaman bocah tersebut. Sejumlah kenangan terselip di pikiran ibu korban mengingat secarik surat yang terselip di antara tumpukan buku-buku sekolahnya yang berada di sudut tas.

"Surat ini pertama kali ditemukan kakaknya, saat itu tidak sengaja ditemukan. Awalnya saudara bapaknya memberitahu kalau dia dapat mimpi kalau anak saya meninggalkan pesan di rumahnya, kakak-kakaknya pada nyari. Ternyata nemu juga di dalam tasnya. Kertasnya dibikin kayak tas gitu," ujar ibunya saat ditemui di rumahnya, Selasa (8/1/2013) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sang ibu memperlihatkan secarik kertas putih yang dihiasi tulisan warna-warni anak bungsunya itu. Di kertas putih tersebut almarhumah menuangkan seluruh curahan hati almarhum yang ingin hari ulang tahunnya dirayakan.

Inilah tulisan dari RI yang tertuang dalam kertas putih tersebut:

"Salam bahagia selalu. Teman-temanku alangkah senangnya aku pada hari ulang ku yang 11 tahun. Datang ya ke rumahku agar bisa menghadiri acara ulang tahun dilaksanakan pada: Hari/tanggal: Sabtu, 21 April 2013, wakyi: 03 s/d 05.00, alamat: Jln Rawabebek RT 002/01. Jangan lupa tepat waktu, kami ucapkan terimakasih. Salam manis."

Seketika itu dengan mata yang berkaca-kaca ibu almarhum tampak tidak kuat lagi menunjukan rawut wajah kesedihannya. Ia menuturkan sepanjang sejarah keluarganya seluruh anaknya belum pernah merasakan kemeriahan pesta ulang tahun, hal itu dikarenakan kondisi kehidupan keluarga yang mengandalkan memulung yang tidak seberapa.

"Kami ini cuma keluarga kecil, sekalipun ada uang cuma cukup untuk makan sehari-hari. Saya ingat ketika teman-temannya ngerayain ulang tahunnya saat itu dia pulang sudah basah dan bau," kenang dia.

Ibarat pepatah kata nasi sudah menjadi bubur, tak ada lagi pesta kemeriahan, tak ada lagi pesta ulang tahun dan yang pasti tak ada lagi canda tawa buah hatinya bermain bersama rekan-rekan sepermainannya. Kini surat penuh curahan hati tersebut telah diambil pihak kepolisian sebagai bukti.


(edo/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads