Salah satu warung semi permanen yang roboh akibat terjangan angin kencang adalah milik Suminah (40). Warung berstruktur bambu dan beratap asbes yang berdiri di sisi barat Pantai Parangkusumo ini porak-poranda. Sejumlah perkakas dapur dan barang pecah belah hancur tertimpa reruntuhan.
Menurut perempuan paruh baya ini, angin kencang berlangsung tak lebih dari sepuluh menit. "Awalnya hujan gerimis, lalu tiba-tiba ada suara gemuruh dari arah barat. Tahu-tahu angin datang bersamaan hujan lebat turun. Saya bingung nggak bisa keluar karena ada kabel listrik putus", kata Suminah saat ditemui di lokasi, Selasa (8/1/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi serupa juga menimpa rumah-rumah di dusun Mancingan sekitar Cepuri Parangkusumo. Atap genting, seng dan asbes yang berterbangan membuat air hujan masuk dan menggenang di dalam rumah. Sebagian warga bahkan harus menggunakan pompa air untuk menyedot genangan yang mencapai betis orang dewasa.
Kasur-kasur di rumah yang sebagian besar digunakan tempat penginapan sebagian besar basah akibat atap jebol.
"Gentingnya pada terlempar dan air hujan langsung masuk rumah. Ini tadi pas hujan sedang deras-derasnya mencapai selutut", kata Wardoyo salah satu warga Mancingan.
Puluhan warga dan anggota SAR Parangtritis bergotong royong usai hujan reda. Kayu-kayu atap yang patah diganti, begitupun genting yang pecah. Sementara warung yang roboh mulai dibersihkan dari reruntuhan. Pemilik warung memunguti sejumlah barang yang masih bisa dipergunakan.
"Hari minggu besok sebenarnya mau di gusur Satpol PP. Sekarang mereka tak perlu bersusah payah karena sudah dibersihkan angin", kata Suminah setengah tersenyum sembari membetulkan kerudungnya.
(rvk/rvk)