Pintu Air Masjid Istiqlal berada di ujung kali Ciliwung yang melintasi masjid Istiqlal, tepatnya kira-kira sekitar 50 meter dari jembatan Masjid Istiqlal. Pintu air tersebut mengatur debit air yang terusannya sampai di Marina Pantai Ancol, Jakarta Utara.
"Saya belum dengar ada rencana mau ditata dari Pak Jokowi, tapi kalau dari dulu-dulu emang ada tapi cuma rencana doang," kata petugas Pintu Air Masjid Istiqlal Soleh, saat ditemui detikcom di lokasi penjagaan Pintu Air Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (4/1/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun 2009 itu proyek paling besar, sampai deconya (alat pengeruk) turun ke bawah kali. Truk yang angkut tanah dan sampah juga sampai puluhan kali bolak balik," ucapnya.
Soleh menuturkan, di sebrang Pintu Air Masjid Istiqlal arah Pasar Baru memang ada sebuah alat berat Koldevco untuk mengeruk sampah dan isi kali, tetapi belum diketahui apakah itu bagian dari rencana yang dimaksud oleh Jokowi.
"Itu baru hari Selasa (1/1) ada di situ, mungkin ada perintah atasan untuk ngeruk sampahnya," ungkapnya.
Soleh menjelaskan, jika ada rencana untuk menata Kali Ciliwung dari Pemprov DKI, maka yang harus jadi akar masalah penyelesaian sebenarnya bukanlah membereskan kali, tetapi mengatur masyarakat bantaran kali agar tak membuang sampah di kali.
"Ini kan banyak sampah warga dari Bantaran kali, mulai dari Matraman Dalam sampai ke sini kebawa sampahnya. Di bantaran kali sana (Manggarai dan Matraman) kan tempat sampah disimpan di pinggir kali, jadi sampahnya masuk ke kali. Belum lagi masyarakatnya yang buang sampah langsung ke kali," ucap Soleh sambil menunjuk sampah plastik yang mengapung di sekitar Pintu Air Masjid Istiqlal.
Soleh yang sudah 15 tahun menjaga Pintu Air masjid Istiqlal itu juga mengatakan, dirinya selalu membersihkan sampah yang mengapung di permukaan air, tetapi tetap saja sampah itu datang lagi dan tak pernah benar-benar bersih bahkan untuk satu hari.
"Sehari dua kali saya turun pakai rakit, tapi abis saya angkutin sampahanya, dua jam kemudian muncul lagi sampahnya ke sini. Ya gimana mau selesai," keluhnya.
Ia berharap, jika memang ada rencana penataan Kali Ciliwung, maka program itu harus dimulai dari mengubah perilaku masyarakat agar tidak membuang sampah di Kali, bukan bermula dengan penataan kalinya.
"Kalau kali ini mau ditata harus dari atasnya dari gubernur, bupati, sampai camat, lurah, RW ke RT, bilangin ke warganya jangan buang sampah di kali. Kalau diberesin tapi tetap ada yang buang sampah di kali mah sama aja namanya," kritik pria yang masih berstatus pegawai honorer tersebut.
"Tapi ya kalau ini mau ditata bagus juga, ada untuk nongkrong-nongkrong ma tempat jalannya. Tapi jangan ada yang buang sampah lagi di kali," lanjutnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Joko Widodo usai bertemu dengan Dubes Korsel untuk RI, Kim Young-sun Jumat (4/1), menuturkan akan mengadakan penataan kali Ciliwung yang melintasi Masjid Istiqlal hingga Pasar Baru. Rencana ini sebagai percontohan penataan kali sebelum menata kali lainnya di Jakarta.
"Lebih konkret kita dengan Dubes ingin mengkonkretkan kerjasama yang sudah ditandatangani Indonesia dengan Korea. Konsentrasinya ada dua tadi, kita sudah bicara yang pertama tadi mengenai restorasi Kali Ciliwung tetapi kita ingin beri contoh dulu dari Masjid Istiqlal sampai Pasar Baru," kata Jokowi usai bertemu Dubes Korsel untuk RI di Balai Kota DKI, Jumat (4/1/2013).
Pemprov DKI akan memfokuskan pembersihan dan penataan Kali Ciliwung di ruas Masjid Istiqlal ke Pasar Baru. Kalau proyek percontohan itu sudah benar, bagus, respons masyarakat baik, Pemprov DKI akan melanjutkan kerja sama untuk proyek yang lebih besar.
"Ini yang mau kita lihat jadi kita tinggal anu di pelaksanaan. Mungkin April akan kita mulai. Contoh itu nanti," jelas mantan Wali Kota Solo itu.
(iqb/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini