"Saya menyesal, saya khilaf. Saya habis mabuk dan awalnya saya punya dendam dengan sopir angkot kemudian saya minta uang sama dia," kata Sulistiyono kepada wartawan di Mapolres Jakarta Timur, Jatinegara, Kamis (3/12/2012).
Sulistiyono terlihat memakai kaos garis-garis hitam dan putih. Dia hanya menunduk saat wartawan bertanya mengenai peristiwa itu. Di sebelah Sulistiyo (19) ada dua orang pelaku lainnya Rizal Efendi (20) dan Ilham Aditya (19).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
karena merasa terganggu saat memalak supir angkot di terminal Pondok Kopi, Jakarta Timur. "Saat ditegur mereka tidak terima dan mengamuk," katanya.
Sulistiyono kemudian menusukkan pisau di dada kiri di bawah ketiak korban yang mengenakan seragam polisi. Akibatnya Bripka Ridwan terluka dan harus dilarikan ke RS Polri di Kramatjati, Jakarta Timur. "Salah seorang saksi mengatakan mereka mabuk, tapi kalau mabuk kok bisa melarikan diri, ini yang kita selidiki," katanya.
Sulistiyono mengatakan, ketiganya kemudian kabur. Petugas meringkus ketiganya tak lama kemudian. Dari hasi penggeledahan di kediaman ketiganya ditemukan dua pisau dan pedang samurai.
(nal/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini