"Bang Akbar hanya menyampaikan usulan, tidak ada niat menggembosi meskipun pencapresan Ical sudah final dan clear," kata Ngabalin kepada detikcom di Makassar, Jumat (28/12/2012).
Menurutnya surat Akbar mengenai pencalonan Ical justru menguntungkan partai untuk bersiap menghadapi Pilpres. Karena itu Ngabalin meyakini DPP Golkar tidak akan menjatuhkan sanksi terhadap Akbar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
membesarkan nama Capres Golkar, ini dinamika dan membangun opini
yang positif untuk Golkar," imbuhnya.
Bagi Ngabalin, Golkar adalah partai yang paling matang dari sistem manajemen politik. Dia menampik bila di internal partainya terjadi perbedaan faksi.
"So far kita di pengurus DPP Golkar tetap solid. Tentunya hal ini berbeda jika kita lihat dari perspektif yang ada di media massa,
yang seolah ada gonjang-ganjing di tubuh DPP Golkar," pungkasnya.
Hubungan Akbar dan Ical kembali memanas setelah Akbar mengirimkan surat mengenai pencalonan Ical. Akbar yang juga ketua Wantim Golkar meminta elektabilitas Ical diuji pada Juli 2013.
Surat ini menyulut kemarahan dari loyalis Ical. Sekjen Golkar Idrus Marham bahkan menuding Akbar tengah melakukan provokasi yang bisa merusak soliditas partai.
Idrus juga mengancam partainya akan menjatuhkan sanksi kepada Akbar bila persoalan pencapresan Ical terus diganggu. Sanksi terberat bagi kader yang tak patuh aturan dan keputusan Rapimnas adalah dipecat
dari keanggotaan partai.
(mna/fdn)