"Gugur dalam tugas adalah suatu kehormatan yang tinggi," kata Timur di jumpa pers refleksi kinerja Polri 2012, di Rupatama Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Jumat (28/12/2012).
"Kalau mau jadi polisi kontraknya salah satunya yang tadi (kehilangan nyawa)," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentunya kenapa meninggal dievaluasi," ujarnya.
Dari hasil evaluasi tersebut Polri menindaklanjuti dengan pelatihan, pendidikan, hingga pembenahan sarana prasarana yang menunjang keperluan setiap prajurit. Adapun 15 personel yang tewas tersebut gugur di Poso, Papua, dan Solo. Mereka adalah;
1. Aipda Dwi Data Subekti, anggota Polsek Serengan Solo
2. Briptu Suherman, anggota Densus 88/Antiteror
3. Bripka Sudirman, anggota Polres Poso
4. Brigadir Andi Sapa, anggota Polres Poso
5. Brigadir Wayan P, anggota Brimob Polda Sulteng
6. Brigadir Ruslan, anggota Brimob Polda Sulteng
7. Brigadir Winarto, anggota Brimob Polda Sulteng
8. Brigadir Eko Wijaya, anggota Brimob Polda Sulteng
9. Briptu Sukarno, anggota Brimob Polda Papua
10. Briptu Ronald Sopamena, anggota Brimob Polda Papua
11. Briptu Lexi Arnold Tutkey, anggota Brimob Polda Papua
12. Ipda Rofli Takubesy, Kapolsek Pirime
13. Brigadir Jefri Rumkorem, anggota Polsek Pirime
14. Briptu Daniel Wakuker, anggota Polsek Pirime
15. Bripda Jefri Rontoboy, anggota Polres Tolikara
"Terhadap anggota Polri yang gugur tersebut telah diberikan Kenaikan Pangkat Luar Biasa Anumerta (KPLBA)," jelas Timur.
(ahy/mpr)