Namun demikian, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menolak penggunaan nama proyek ini dengan istilah bahasa asing. Jokowi menamai proyek ini terowongan multiguna.
"Jadi namanya jangan Inggris. Namanya sekarang terowongan multiguna. Sekarang terowongan MG, multi guna," cetus Jokowi usai memberikan arahan kepada pejabat wali kota, camat, lurah, dan sudin se-Jaksel di kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Jalan Prapanca Raya, Jumat (28/12/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya dong, kan sudah makro desainnya. Sudah ada artinya, antara MRT dengan jalan tol dengan deep tunelnya sudah saling nyambunglah. (Nanti profitnya) Banyak, tidak hanya dari jalan tol. (Tapi) Dari sewa kabel, limbah," imbuh mantan wali kota Solo ini.
Mengenai detail dari proyek ini, Jokowi berjanji akan memaparkannya pada Rabu (2/1/2013) mendatang. Jokowi mengatakan panjang terowongan ini dari MT Haryono hingga Pluit.
"Ya kenapa tidak, terowongan gede banget, bisa jalan tol. Gede banget itu. Nanti akan saya tunjukkan gambarnya seperti apa. Mungkn hari Rabu lah. Ini sudah saya rangkum-rangkum. Ini loh, dari MT Haryono ke Pluit. Cara membuatnya seperti apa. Jangan orang berpikiran waduh itu kan menggali pake cangkul misalnya. Nanti saya akan tunjukkan bagaimana cara pembuatan terowongannya," jelasnya.
Ide deep tunnel pernah mencuat di masa pemerintahan Sutiyoso. Bahkan bersama Wapres Jusuf Kalla, dia melakukan studi banding ke Kuala Lumpur, Malaysia, pada Juli 2007. Deep tunnel di negeri jiran berfungsi ganda yaitu sebagai jalan raya untuk kendaraan dan bisa berubah menjadi saluran air bila banjir mengancam.
Pada masa Bang Yos, terowongan bawah tanah itu rencananya akan dibangun di Jakarta tepatnya di Jalan MT Haryono hingga Muara Angke. Dengan dibangun proyek itu, 5 masalah besar Jakarta yaitu banjir, air bersih, pengolahan air limbah, transportasi, dan utilitas umum dapat teratasi.
Untuk proyek ini, Jokowi mengatakan Pemprov DKI menyediakan Rp 16 triliun secara multiyears 4-5 tahun.
(rmd/gah)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini