Adu Mulut Mewarnai Razia Gepeng di Semarang Jelang Tahun Baru

Adu Mulut Mewarnai Razia Gepeng di Semarang Jelang Tahun Baru

- detikNews
Jumat, 28 Des 2012 17:22 WIB
Foto: angling adhitya p/detikcom
Semarang - Seorang pria paruh baya dengan menenteng tongkat alat bantu jalan terlihat lari terbirit-birit memasuki pasar Kartini Semarang ketika dua orang berseragam hijau mengejarnya. Mereka pun saling kejar hingga akhirnya pria tersebut tertangkap dan dinaikkan ke truk Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Semarang.

Pria yang ditangkap oleh petugas Satpol PP tersebut termasuk dalam Pengemis, Gelandangan dan Orang Terlantar (PGOT) yang menjadi target razia jelang tahun baru. Aksi adu mulut pun sempat terjadi antara petugas dan gelandangan yang mengaku bernama Sri.

"Apa ini? Jangan pegang-pegang, siapa ini nanti yang tanggung jawab. Mana hak saya?" kata Sri saat akan diciduk di depan pertokoan di Jl MT Haryono, Semarang, Jumat (28/12/2012).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah beradu mulut cukup lama akhirnya Sri menuruti petugas untuk naik ke truk Satpol PP. Dalam razia yang digelar Satpol PP dan Dinas Sosial Pemuda dan Olahraga (Dinsospora) Kota Semarang tersebut sedikitnya 18 PGOT berhasil dibawa untuk rehabilitasi termasuk wanita dan anak-anak.

"Lokasinya dari Bandara Ahmad Yani ke arah timur menuju pusat oleh-oleh Pandanaran, MT Haryono, Dr. Cipto dan kembali lagi," ujar Kepala Dinsospora Semarang, Tri Supriyanto.

Ia menambahkan, dari PGOT yang tertangkap hari ini, beberapa merupakan pemain lama yang sebelumnya pernah diciduk Satpol PP. Menurut Tri, biasanya menjelang hari besar atau libur panjang, jumlah PGOT yang berada di kota besar seperti Semarang semakin bertambah.

"Dari info yang diperoleh, mereka itu terkoordinir. Diantar pakai mobil dan dijemput. Kebanyakan dari luar Semarang," tandasnya.

Meski demikian lokasi yang biasanya terdapat anak jalanan seperti di kawasan Tugu Muda dan pengemis yang biasanya membeludak di hari Jumat seperti di depan Masjid Baiturahhman ternyata sepi.

Para PGOT yang diciduk, lanjut Tri, nantinya akan dibawa ke tempat rehabilitasi bernama Mangun Jiwo di Jl Bringing, Ngaliyan, Semarang. Jika ada PGOT yang membawa identitas, maka akan dipulangkan setelah rehabilitasi.

"Yang tidak memiliki identitas maka kami kembalikan ke daerah sesuai pengakuan mereka," ujar Tri.

"Mereka akan dibimbing dan diberdayakan. Yang cacat akan diberi alat bantu," timpal Hengki, Kepala Bidang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Dinsospora Semarang.

Untuk mencegah bertambahnya PGOT di Kota Semarang menjelang perayaan Tahun Baru 2013, maka Satpol PP dan Dinsospora kota Semarang akan terus melakukan razia PGOT hingga akhir tahun 2012.

"Akan kami lakukan terus sampai akhir tahun nanti," terang Tri.

(alg/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads