Pria yang ditangkap oleh petugas Satpol PP tersebut termasuk dalam Pengemis, Gelandangan dan Orang Terlantar (PGOT) yang menjadi target razia jelang tahun baru. Aksi adu mulut pun sempat terjadi antara petugas dan gelandangan yang mengaku bernama Sri.
"Apa ini? Jangan pegang-pegang, siapa ini nanti yang tanggung jawab. Mana hak saya?" kata Sri saat akan diciduk di depan pertokoan di Jl MT Haryono, Semarang, Jumat (28/12/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lokasinya dari Bandara Ahmad Yani ke arah timur menuju pusat oleh-oleh Pandanaran, MT Haryono, Dr. Cipto dan kembali lagi," ujar Kepala Dinsospora Semarang, Tri Supriyanto.
Ia menambahkan, dari PGOT yang tertangkap hari ini, beberapa merupakan pemain lama yang sebelumnya pernah diciduk Satpol PP. Menurut Tri, biasanya menjelang hari besar atau libur panjang, jumlah PGOT yang berada di kota besar seperti Semarang semakin bertambah.
"Dari info yang diperoleh, mereka itu terkoordinir. Diantar pakai mobil dan dijemput. Kebanyakan dari luar Semarang," tandasnya.
Meski demikian lokasi yang biasanya terdapat anak jalanan seperti di kawasan Tugu Muda dan pengemis yang biasanya membeludak di hari Jumat seperti di depan Masjid Baiturahhman ternyata sepi.
Para PGOT yang diciduk, lanjut Tri, nantinya akan dibawa ke tempat rehabilitasi bernama Mangun Jiwo di Jl Bringing, Ngaliyan, Semarang. Jika ada PGOT yang membawa identitas, maka akan dipulangkan setelah rehabilitasi.
"Yang tidak memiliki identitas maka kami kembalikan ke daerah sesuai pengakuan mereka," ujar Tri.
"Mereka akan dibimbing dan diberdayakan. Yang cacat akan diberi alat bantu," timpal Hengki, Kepala Bidang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Dinsospora Semarang.
Untuk mencegah bertambahnya PGOT di Kota Semarang menjelang perayaan Tahun Baru 2013, maka Satpol PP dan Dinsospora kota Semarang akan terus melakukan razia PGOT hingga akhir tahun 2012.
"Akan kami lakukan terus sampai akhir tahun nanti," terang Tri.
(alg/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini