KPK Harus Jerat Aktor Lain dalam Kasus Wisma Atlet & Hambalang

KPK Harus Jerat Aktor Lain dalam Kasus Wisma Atlet & Hambalang

- detikNews
Jumat, 28 Des 2012 17:05 WIB
Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi bekerja optimal menangani perkara korupsi besar seperti Wisma Atlet dan Hambalang. KPK harus mampu menuntaskan kasus-kasus tersebut.

Koordinator Bidang Politik ICW, Abdullah Dahlan, menyebut penanganan perkara seperti Wisma Atlet dan suap pembahasan dana penyesuaian infrastruktur daerah (DPID) terlihat mandek. Padahal KPK kata dia bisa membongkar permainan mafia anggaran di Senayan dengan mengusut kasus tersebut.

"Penegakan hukum pada korupsi politik belum maksimal. Menteri aktif diproses cukup diapresiasi. Tapi kasus mafia anggaran DPR hanya di level Wa Ode tapi belum mengungkap aktor-aktor lain, wisma atlet juga. Jadi belum pada konteks menuntaskan," kritik Abdullah dalam paparan catatan akhir tahun ICW di Cikini, Jakpus, Jumat (28/12/2012).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ICW memetakan peran aktor dan modus mafia anggaran. Biasanya politikus menggunakan modus menambah anggaran untuk proyek tertentu termasuk melobi kementerian terkait untuk memberikan proyek kepada perusahaannya atau perusahaan rekanan.

"Termasuk mengarahkan spesifikasi kegiatan atau barang untuk perusahaan tertentu," ujarnya.

Sejumlah kasus mafia anggaran di DPR yang menyeret sejumlah politisi di antaranya suap DPID dengan terpidana Wa Ode Nurhayati, wisma atlet dengan terpidana Nazaruddin, kasus Hambalang yang menjerat Andi Mallarangeng dan suap penggiringan anggaran proyek Kemendiknas dan Kemenpora dengan terdakwa Angelina Sondakh.

"KPK ke depan harus aktif dan lebih ganas lagi dalam menuntaskan korupsi mafia anggaran," imbuh peneliti korupsi ICW Apung Widadi.

Peneliti Indonesia Budget Center (IBC) Roy Salam menyebut aliran duit korupsi anggaran diduga masuk ke kantong partai politik. Potensi korupsi di sektor anggaran sebutnya, dimulai dari proses rancangan anggaran yang disusun anggota dewan.

"Korupsi tidak hanya dilihat dari pelaksanaan tapi by design dari perencanaan," ujar Roy.

(fdn/mok)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads