"Saya mengalir saja. Adanya like and dislike (suka dan tidak suka), pro kontra saya kira itu (merupakan) sunnatullah. Yang pasti, saya akan mengikuti apa yang Allah takdirkan buat saya. Karena jabatan itu Allah yang memberi dan mencabut," terang Rhoma kepada wartawan, di sela kunjungannya ke Jember, Jumat (28/12/2012).
Dalam pandangan Rhoma, tidak ada pemimpin negara yang didukung 100 persen oleh rakyatnya. Apalagi, Rhoma mengaku selama ini tidak berambisi untuk ngotot maju sebagai calon presiden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rhoma juga menegaskan bahwa dirinya bukan pada posisi yang mencalonkan diri sebagai calon presiden. Tetapi dia berada dalam posisi orag yang didorong maju dalam bursa calon presiden.
"Ya memang saya berada dalam posisi yang tidak boleh menolak. Karena memang ini sudah menjadi kewajiban, setelah ada desakan dari pala ulama yang menjadi representasi umat Islam," sambungnya.
Selain intens melakukan komunikasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa, pentolan orkes melayu Soneta itu juga mengaku telah melakukan komunikasi politik dengan partai berlatarbelakang nasionalis.
"Kita sudah berdalog dan ngobrol-ngobrol gitu," ucapnya sambil tersenyum.
Mengenai kedatangannya ke Jember, Rhoma mengaku bukan dalam rangka safari politik. Kedatangannya semata untuk menghadiri undangan koleganya.
(fat/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini