Kementerian Luar Negeri AS menyatakan, hubungan diplomatik antara AS dengan pemerintahan CAR yang terpusat di ibukota Bangui masih tetap terjalin. Namun pemerintah mengingatkan warga AS untuk tidak bepergian ke wilayah CAR karena konflik masih terus berlangsung.
"Duta Besar (Lawrence) Wohlers dan seluruh staf diplomatiknya telah meninggalkan Bangui hari ini, bersama dengan sejumlah warga negara AS lainnya," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri AS seperti dilansir AFP, Jumat (28/12/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan dalam travel warning secara terpisah bagi seluruh rakyat AS, Kementerian Luar Negeri AS menuturkan: "Sebagai dampak dari memburuknya situasi keamanan, maka Kedutaan AS di Bangui menghentikan operasionalnya mulai 28 Desember 2012."
"Kementerian Luar Negeri AS memperingatkan warga negara AS agar tidak melakukan perjalanan ke wilayah Republik Afrika Tengah. Setiap warga negera AS yang memutuskan tinggal di wilayah CAR diminta untuk memikirikan keamanan pribadi dan disarankan untuk keluar dari wilayah tersebut," imbuhnya.
Diketahui bahwa koalisi pemberontak, Seleka, telah merebut sekitar 10 kota sejak melancarkan serangannya 16 hari lalu. Bahkan kini, Seleka telah berada sekitar kurang lebih 300 kilometer dari Bangui. Para demonstran pada Rabu (26/12) lalu berkumpul di luar kedutaan Prancis dan Amerika di Bangui untuk memprotes gerak kemajuan para pemberontak itu. Di kedutaan Prancis, para demonstran sempat melempar batu dan merobek bendera Prancis.
Sebagian besar demonstran menuntut Prancis, yang merupakan bekas penguasa kolonial, untuk mengambil tindakan guna menghentikan gerak maju pemberontak.
(nvc/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini