Pemerintah AS juga mendesak pemerintah CAR untuk melindungi kedutaan AS di Bangui, ibukota CAR.
"Kedutaan mengeluarkan pesan darurat bagi seluruh warga negara AS di CAR yang mengimbau keras mereka untuk memanfaatkan penerbangan-penerbangan komersial untuk meninggalkan CAR hingga situasi keamanan membaik," demikian disampaikan Departemen Luar Negeri (Deplu) AS seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (27/12/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami bekerja sama dengan komunitas Amerika di Bangui untuk memfasilitasi keberangkatan warga AS yang mencoba meninggalkan negara tersebut. Kami tengah memonitor situasi dengan seksama," imbuh Ventrell.
"Kami sangat prihatin akan memburuknya situasi keamanan di CAR," ujarnya.
Sementara itu, Prancis juga telah meningkatkan pengamanan di kedutaannya di Bangui. Langkah ini diambil setelah ratusan demonstran mendesak Prancis untuk mengintervensi guna menghentikan gerak kemajuan pemberontak.
Koalisi pemberontak, Seleka, telah merebut sekitar 10 kota sejak melancarkan serangannya 16 hari lalu. Bahkan kini, Seleka telah berada sekitar kurang lebih 300 kilometer dari Bangui.
Para demonstran pada Rabu (26/12) lalu berkumpul di luar kedutaan Prancis dan Amerika di Bangui untuk memprotes gerak kemajuan para pemberontak itu. Di kedutaan Prancis, para demonstran sempat melempar batu dan merobek bendera Prancis.
Sebagian besar demonstran menuntut Prancis, yang merupakan bekas penguasa kolonial, untuk mengambil tindakan guna menghentikan gerak maju pemberontak.
(ita/nwk)