Seperti dilansir dalam siaran pers KJRI Kinabalu, Rabu (26/12/2012), Hakam bersepeda karena non emisi gas buang dan lebih ramah lingkungan. Tujuan awalnya adalah hobi, kemudian punya ide untuk bersepeda ke luar negari.
"Keseluruhan perjalanan ini hampir tidak mengeluarkan uang sendiri karena dibayarin teman-teman komunitas," kata pria kelahiran 12 Juli 1992 ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perjalanan selama ini untungnya tidak seseram yang diinfokan oleh teman-teman. Saya memakai Google Maps untuk menunjukan arah," kata Hakam yang menggunakan wifi dan GPS dalam perjalananya.
Stok makanan dia persiapkan terutama saat melintasi daerah yang memaksanya nginap di hutan. Bermodal uang Rp 1 juta, Hakam berani melanglang buana dengan sepedanya.
Misi menyelamatkan penyu ini ternyata mendapatkan respon yang di luar harapan dari pemerintah daerah setempat di Indonesia, akan tetapi apa yang sudah diusahakan telah tercapai.
"Setidaknya saya sudah berusaha dan perbuat dan kiranya usaha saya ini suatu saat akan membuahkan kesadaran untuk menyelamatkan spesies ini", harap Hakam.
Rencananya, besok pagi Hakam meneruskan kayuhan sepedanya menuju ke Brunei Darussalam. "Harapan saya, misi menyelamatkan spesies penyu ini dapat tersiarkan ke seluruh dunia," cetus Hakam.
(asp/nwk)