"Iya tadi dia ditangkap di jalan saat pulang dari pasar sekitar pukul 06.45 WIB. Yang pergi ke pasar tadi ada 6 santri. Biasa hari Minggu santri libur jadi pada ke pasar untuk membeli makanan," kata Kepala Ponpes El-Suchary Ahmad Toha Makhsun kepada detikcom di Jalan Kopral Tanwir, Minggu (16/12/2012).
Menurut laporan para santri yang ikut ke pasar, saat penangkapan tersebut ada 5 orang yang berada didalam mobil memanggil AZA. Salah satu petugas sempat menembakkan senjatanya ke udara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AZA baru masuk ke pesantren El-Suchary sekitar dua bulan. "Dia masuk sekitar tanggal 26 September. Dia lulus mengikuti seleksi bersama para santri lainnya," ungkapnya.
Menurut Toha, penangkapan AZA diduga terkait dengan penembakan polisi di Solo beberapa waktu lalu. "Kata polisi AZA diduga ada hubungannya dengan kasus penembakan di Solo," ujarnya.
Dia menjelaskan, saat penangkapan terjadi, pihaknya mengira AZA diculik oleh sejumlah orang berpakaian preman yang menggunakan mobil. Namun saat melaporkan hal tersebut ke Polres Purbalingga, pihak ponpes baru mengetahui AZA ditangkap oleh aparat karena diduga terkait kasus penembakan di Solo.
"Baru tahu pas lapor ke Polres, tadinya kami kira AZA diculik, ternyata dia terkait kasus penembakan di Solo," jelasnya.
Dia menuturkan, AZA yang sempat menjadi santri di Ngruki, Solo, tersebut merupakan santri yang cerdas dan paling berbeda di antara santri-santri lainnya.
"Dia santri yang cerdas, secara akademik dia lebih dari yang lain," ungkapnya.
Toha menegaskan, penangkapan AZA tidak terkait dengan ponpesnya. "Yang pasti penangkapan Ali tidak ada hubungan dengan pondok, yayasan atau pun dengan ustad-ustad di sini," katanya.
Menurut dia, AZA masuk ponpes itu karena lulus seleksi. "Belajar di Ponpes ini kan gratis. Tapi syaratnya harus hafal Al-Quran minimal 2 juz. Jadi setiap angkatan kami hanya menerima 30 santri, dan AZA termasuk salah satu santri yang lulus seleksi masuk," jelasnya.
Sementara itu orang tua AZA (20) sudah mengetahui soal penangkapan anak kedua dari tiga bersaudara itu. "Sudah tahu tadi siang dikabari oleh orang pondok, rencananya belum tahu," kata ibunda AZA, Fatimah. AZA merupakan warga Rt 5/ RW 17 Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jateng.
(arb/nrl)