"Petir tidak menyerang langsung ke persinyalan, namun menyerang daerah di sekitarnya. Tenaga petir sangat besar, kemudian menyalur ke sekitarnya. Ini yang disebut induksi petir dan secara tidak langsung induksi petir ini akan membuat komponen-komponen mikro di sistem persinyalan terganggu," kata Senior Manager Sinyal Telekomukasi Daop I Jakarta Roni Komar di Balai Yasa, Bukit Duri, Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (13/12/2012).
Roni mengatakan, sambaran petir juga bisa membuat sistem pendeteksi kereta api (KA) mengalami gangguan. Sistem ini dibutuhkan untuk medeteksi KA yang akan melintas. "Sistem ini terdiri dari komponen-komponen mikro yang bisa rusak karena adanya petir," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Roni mengatakan, sistem persinyalan lintas Bogor dibangun menggunakan standar persinyalan Eropa yang dibangun 1993 dan mulai beroperasi 1995. Sedangkah hari di mana ada petir di Eropa hanya 30 hari setahun. "Jadi proteksi sistem persinyalan harus didesain lagi agar handal terhdap masalah petir," katanya.
Roni menyatakan, dari hasil riset diketahui akhir September atau awal Oktober sampai April tiap tahun adalah frekuensi terbesar terjadinya petir dalam setahun. Untuk menyelesaikan masalah ini PT KAI sudah bekerja sama degan pakar petir di ITB.
"Ini sudah berjalan beberapa bulan, kita akan coba sempurnakan untuk masalah proteksinya," katanya
(nal/nwk)