Sesuai data yang dikeluarkan tim Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) di Hotel Borobudur, Jl Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/12/2012), indeks demokrasi Indonesia pada 2009 mencatat angka 67,30 persen, sedang pada 2010 turun menjadi 63,17 persen.
"Yang kita ukur sebenarnya perilaku. Mengukur demokrasi, semakin banyak perilaku berdemokrasi semakin baik demokrasinya. Itu yang kita cari, dan kita tidak meneliti pendapat orang tapi apa yang terjadi. Contohnya demonstrasi dengan kekerasan, kita punya indikator mencatat setiap hari, semakin banyak kekerasan," kata Tim Ahli dari Indeks Demokrasi Indonesia, Maswadi Rauf.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang salah bukan pemerintah, tapi kita semua. Yang terjadi adalah fluktuasi, naik turun, supaya turunnya tidak parah, tajam, kalau bisa naiklah," jelasnya.
Metodologi yang digunakan untuk melakukan pengukuran indeks demokrasi dengan kualitatif dan kuantitatif, melalui review media dan review dokumen, serta FGD, dan wawancara mendalam.
Adapun variabel yang dinilai yakni hak politik dan lembaga demokrasi. Secara spesifik dibagi lagi dalam sejumlah variabel.
Untuk variabel kebebasan sipil terdiri dari kebebasan berserikat berkumpul, kebebasan berpendapat, dan kebebasan berkeyakinan, serta kebebasan dari diskriminasi.
Kemudian variabel hak-hak politik yang terdiri dari sejumlah hal yakni hak memilih dan dipilih, hak partisipasi politik dalam pengambilan keputusan.
Ketiga lembaga demokrasi melalui pemilu bebas adil, peran DPRD, peran parpol peran birokrasi Pemda, dan peran peradilan yang independen.
(ndr/ndr)