Menurut seorang pejabat senior pemerintahan Mesir, Mohamed Soltan, 3 orang demonstran tewas ditembak. Sedangkan sekitar 350 orang lainnya luka-luka dalam akdi demo menentang dekrit Presiden Morsi yang memberikan kekuasaan tak terbatas baginya.
Seorang korban tewas lainnya dilaporkan oleh Kepala Rumah Sakit Mashiyet el-Bakri, Milad Ismail yang menampung para korban. Menurut Ismail, demonstran tersebut juga tewas terkena tembakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak Selasa (4/12) malam, ribuan demonstran telah berkumpul di luar istana. Mereka marah atas dekrit yang dikeluarkan Morsi pada 22 November lalu. Para demonstran mengepung dan bahkan nekat menginap di luar istana kepresidenan.
Pada Rabu (5/12) malam, terjadi bentrokan antara para demonstran yang mendukung dan yang menentang Presiden Morsi. Mereka saling melempar bom molotov dan batu. Hingga pada Kamis (6/12) dini hari waktu setempat, terdengar bunyi tembakan di lokasi unjuk rasa. Tidak disebutkan lebih lanjut darimana asal tembakan tersebut.
Hingga saat ini, masih ada ratusan demonstran yang bertahan di luar istana kepresidenan di Kairo. Kekerasan ini tercatat sebagai yang terparah yang terjadi di Mesir semenjak Presiden Morsi menjabat sebagai presiden pada Juni lalu.
(nvc/ita)